Mohon tunggu...
Syaifuddin Sayuti
Syaifuddin Sayuti Mohon Tunggu... Dosen - blogger, Kelas Blogger, traveller, dosen.

email : udin.sayuti@gmail.com twitter : @syaifuddin1969 IG: @syaifuddin1969 dan @liburandihotel FB: https://www.facebook.com/?q=#/udinsayuti69 Personal blog : http://syaifuddin.com/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mencicipi Soto di Kampoeng Tempo Doeloe

1 Mei 2018   10:02 Diperbarui: 1 Mei 2018   10:53 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kampoeng Tempo Doeloe di Mal La Piazza, Kelapa Gading hari Minggu siang belum terlalu ramai pengunjung. Beberapa booth makanan belum terlihat ada tanda-tamda kehidupan. Saya dan beberapa kawan komunitas KPK (kompasianer Penggila Kuliner) sudah tak sabar ingin mengeksplor rasa beberapa jenis makanan yang jadi unggulan gelaran Jakarta Fashion and Food Festival 2018.

Yap, Kampoeng Tempo Doeloe tahun ini mengusung Soto Indonesia sebagai tema besarnya. Ada sekitar 10 jenis soto dari berbagai daerah di tanah air yang dipilih untuk ditampilkan di gelaran ini. Mulai dari Soto Betawi, Soto Jakarta, Soto Kesawan Medan, Soto Padang, Coto Makassar, Pallubasa Onta hingga Tauto Pekalongan. 

Akhirnya kami berpencar mencari penganan incaran masing-masing. Pilihan saya jatuh pada tauto bumbu Pekalongan, salah satu varian soto yang belum pernah saya icip-icip. Tak butuh waktu lama seporsi tauto sudah tersaji di meja saya. Tauto adalah sejenis soto dari daerah Pekalongan yang memiliki rasa unik karena dalam seporsi sotonya diberikan campuran sambal goreng tauco. 

Bagi yang belum kenal tauco, ini adalah sejenis pasta dari kedelai kuning yang sudah difermentasi. Rasanya agak asam-asam gurih. Ketika kuah soto berpadu dengan tauco dalam semangkuk tauto yang tinggal adalah rasa nan dahsyat di langit-langit mulut. Meriah sekali rasanya. Ada asam, manis, dan juga pedas berpadu dengan cantiknya. 

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Dan makan tauto makin sedap dipadu dengan seporsi nasi megono. Nah, lho apaan lagi nih? Nasi megono adalah nasi yang dicampurkan dengan cacahan nangka muda yang dikukus sebelumnya. Nangka dicacah agar teksturnya tetap terjaga. Bagaimana dengan rasa nasi megono ? Gurih dengan sensasi kecombrang.

Tauto dengan Nasi Megono, Gurih Gurih Nyoi (foto dokpri)
Tauto dengan Nasi Megono, Gurih Gurih Nyoi (foto dokpri)
Menurut sejarahnya tauto atau soto Pekalongan adalah varian soto yang merupakan perpaduan kuliner dua budaya, yakni Cina dan India. Soto sendiri konon adalah  kuliner yang diserap dari  para pendatang Tiongkok. Di beberapa daerah soto menemukan rasa lokalnya dengan campuran berbagai bumbu khas daerah agar sesuai dengan lidah warga setempat.

Nah di Pekalongan sotonya dimodifikasi dengan menambahkan sambal goreng tauco. Sementara daging yang digunakan dalam tauto awalnya adalah daging kerbau dan bukan daging sapi. Namun seiring perkembangan tauto pun mengikuti pula permintaan pecinta kuliner yang tidak semuanya bisa mengkonsumsi daging kerbau. 

Maka kemudian lahirlah tauto daging sapi ataupun tauto daging ayam. Meski berbeda jenis daging yang digunakan namun yang pasti tetap menggunakan tauco sebagai bumbu khasnya.

Suasana Kampoeng Tempo Doeloe (foto dokpri)
Suasana Kampoeng Tempo Doeloe (foto dokpri)
200 Menu Tampo Dulu

Di gelaran Kampoeng Tempo Doeloe saya baru paham perbedaan antara Soto Betawi dengan Soto Jakarta. Sekilas dua nama soto ini sama, karena sama-sama berasal dari Jakarta. Ternyata ada perbedaannya lho diantara kedua varian soto ini. Kalau Soto Betawi umumnya menggunakan santan sebagai bahan dasar kuahnya. Sedangkan Soto Jakarta sebaliknya, menggunakan susu sebagai bahan dasar kuahnya. Rasanya? Tetap legit dan gurih.

Untuk Soto Betawi daging yang digunakan sudah dioseng/ digoreng terlebih dulu. Sementara pada Soto Jakarta dagingnya langsung direbus dengan kuahnya. Soto Betawi di gelaran JFFF 2018 diwakili oleh Soto Betawi Haji Mamat. Sementara Soto Jakarta diwakili Soto Pak Haji Yus.

Sebagian Anggota KPK Saat Gerebek KTD (foto dokpri)
Sebagian Anggota KPK Saat Gerebek KTD (foto dokpri)
Varian soto yang cukup menggoda lainnya adalah Soto Kadipiro Yogyakarta. Soto ini cukup kondang di kota pelajar Yogyakarta bahkan digelari sebagai sajian kuliner legendaris karena sudah ada sejak 95 tahun silam. Wow. Soto ini sejak awal berdiri selalu menggunakan ayam kampung sebagai dagingnya, sehingga lebih enak dan gurih, jauh lebih enak dari ayam broiler.

Bagi anda yang suka dengan rasa soto yang pekat, rasanya tak salah menyarankan untuk mencicipi Pallubasa dari Makassar. Meski namanya terdengar seperti perkakas atau senjatanya Thor, saya pastikan ini adalah nama ikon kuliner dari Makassar yang terkenal. Pallubasa adalah soto dengan perpaduan protein daging sapi dan kuning telur ayam. Jika varian soto yang lain umumnya berkuah bening maka Pallubasa kuahnya cukup kental dan pekat. Jika Coto Makassar enaknya dimakan dengan ketupat, maka Pallubasa enaknya disantap dengan nasi putih.

Soto Kadipiro Yogyakarta (foto dokpri)
Soto Kadipiro Yogyakarta (foto dokpri)
Pallubasa Onta dari Makassar (foto dokpri)
Pallubasa Onta dari Makassar (foto dokpri)
Ada yang unik dibalik kisah Pallubasa. Dahulu Pallubasa tidak seperti yang sekarang dikenal luas. Karena Pallubasa jaman dulu dibagi kedalam dua bagian berbeda. Pallubasa yang menggunakan potongan daging sirloin atau tenderloin khusus disajikan bagi para bangsawan atau keluarga kerajaan. Bagi warga biasa cukup menyantap Pallubasa dengan irisan jeroan atau bagian dalam sapi. Jika anda berkunjung ke Makassar maka sajian Pallubasa paling terkenal ya Pallubasa di jalan Onta yang juga hadir di Kampoeng Tempo Doeloe.

Selain aneka varian Soto nusantara di gelaran Jakarta Fashion and Food Festival 2018 kamu juga bisa menikmati aneka sajian kuliner lainnya seperti Lontong Balap Surabaya, Mie Jowo, Lumpia Semarang, Nasi Campur Pedas Bali, empal gentong Cirebon hingga ayam geprek yang sedang hits di jagad kuliner Indonesia. Cuma makanan berat? Enggak juga kok. Karena masih ada pisang nuggetnya Kaesang, es pisang ijo, kopi es takie, hingga bola ubi. Menurut data penyelenggara sedikitnya ada 200 ragam menu khas nusantara yang ikut serta dalam Kampoeng Tempo Doeloe tahun ini.

Soto Jakarta Haji Yus (foto dokpri)
Soto Jakarta Haji Yus (foto dokpri)
Bagi yang mensyaratkan makanan halal, tenang di Kampoeng Tempo Doeloe kamu tak perlu takut salah pesan makanan. Karena makanan yang non halal diberi label yang cukup besar. Dijamin kamu gak salah beli atau pilih makanan. Dan soal kebersihan makanan disupport  oleh Badan POM. Yuk, masih ada waktu untuk icip-icip kuliner nusantara di Kampoeng Tempo Doeloe. Karena acara  ini digelar hingga 6 Mei 2018.

Oiya, selain Kampoeng Tempo Doeloe, Jakarta Fashion and  Food Festival 2018 juga menyuguhkan Wine and Cheese Expo serta Fashion Festival yang sudah berlangsung di bulan April kemarin.

Salam kenyang.

kpk-5ae7c65016835f5cff587235.jpg
kpk-5ae7c65016835f5cff587235.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun