Mohon tunggu...
Syaifuddin Sayuti
Syaifuddin Sayuti Mohon Tunggu... Dosen - blogger, Kelas Blogger, traveller, dosen.

email : udin.sayuti@gmail.com twitter : @syaifuddin1969 IG: @syaifuddin1969 dan @liburandihotel FB: https://www.facebook.com/?q=#/udinsayuti69 Personal blog : http://syaifuddin.com/

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Lima Alasan Memilih MPV Sebagai Mobil Keluarga

30 Mei 2017   08:03 Diperbarui: 8 Juni 2017   06:57 2149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersiap Liburan Sekeluarga (foto dokpri)

Libur Lebaran tinggal menghitung waktu. Persoalan paling pelik saat menyiapkan liburan adalah ketersediaan transportasi yang memadai. Naik kendaraan umum untuk mudik atau liburan memang masuk akal. Namun mencari tiket kereta api atau bis antar kota bisa jadi persoalan tersendiri, harus booking jauh-jauh hari dan tak mudah mendapatkan selembar tiket. Naik pesawat? Sayangnya itu tak pernah masuk dalam pilihan moda transportasi mudik atau liburan kami. Kota tempat keluarga kami berasal bukanlah kota yang dekat dengan bandara. Terbayang repotnya jika memilih moda pesawat terbang, karena jarak bandara cukup jauh dan kami harus berkali-kali naik kendaraan umum lagi. Sebuah kondisi yang membayangkannya saja repot. 

Menggunakan mobil pribadi adalah pilihan paling masuk akal. Sebab tak perlu berganti moda kendaraan untuk mencapai kampung halaman. Tapi kendaraan macam apa yang bisa mensupport kebutuhan semua anggota keluarga? Dan kalau boleh bertanya, apakah mobil impian keluarga anda?

Jika pertanyaan ini diajukan ke saya, jawabannya pasti adalah mobil jenis MPV (Multi Purpose Vehicle) alias mobil serbaguna. Itulah mobil impian saya. 

Mengapa MPV? Bukankah mobil lain yang berjenis sedan, misalnya, lebih 'gaya' dan berkelas?

Bagi saya, memiliki mobil bukanlah perkara untuk gaya, melainkan merujuk pada fungsinya. Mobil bagi kami adalah cerita kebersamaan. Karena bepergian sekeluarga bersama anak-anak selalu menjadi momen yang menarik. 

Dulu, sebelum punya mobil sendiri,kami selalu bermasalah saat naik taksi, karena seat-nya terbatas hanya untuk lima orang. Sebenarnya mobil dengan daya muat lima orang masih pas dengan 3 anak kami. Tapi akan berbeda bila naik taksi karena harus berbagi tempat duduk dengan pengemudi. Kebayang kan, betapa umpel-umpelan-nya kami di dalam mobil. Sudah pasti kami tidak akan leluasa berbincang dan bercengkramadi dalam mobil dengan kondisi sesak seperti itu. Masih untung kondisi itu kami alami saat anak-anak masih kecil. Ukuran tubuh mereka masih bisa masuk di dalam taksi dan kabin taksil masih terlihat lowong.

Waktu bergulir dan kami pun akhirnya bisa membeli mobil sendiri. Berdasarkan pengalaman dengan daya tampung taksi itu, kami pun akhirnya sepakat untuk membeli mobil jenis MPV. Pertimbangannya tentu bermacam-macam dan masuk akal. 

Pertama, MPV jadi pilihan karena bagi kami mobil itu haruslah fungsional. Selain digunakan untuk bekerja tiap hari, mobil juga harus bisa digunakan wira-wiri, traveling, dan jalan bareng keluarga. Selain anak dan istri, kami juga kerap jalan bareng keluarga adik dan mengajak ibu. Falsafah kami, semakin banyak gunanya, mobil itu akan memberi berkah bagi

Liburan Sekeluarga Mengeratkan kebersamaan (foto dokpri)
Liburan Sekeluarga Mengeratkan kebersamaan (foto dokpri)
pemiliknya.

Selain itu ruang kabin (penumpang) juga harus lega. Ini menyangkut kenyamanan bagi penumpang. Anak-anak dan orangtua adalah pertimbangan utama saya. Karena perjalanan yang kami lakukan kerap cukup jauh, maka mobil haruslah nyaman untuk ditumpangi selama berjam-jam.

Faktor kenyamanan layak jadi pertimbangan utama karena selama perjalanan, banyak aktivitas yang biasanya kami lakukan. Entah itu main game,nyanyi bersama,atau menggambar. Jika kabin tidak nyaman, akan membuat ruang gerak penumpang serba terbatas.

Kedua, soal harga yang terjangkau daya beli kami. Meskipun banyak merek mobil MPV yang ditawarkan saat itu, kami memilih yang harganya reasonable dengan kantong kami. Selain itu, kami juga menghindari cicilan karena tak mau dibuat pusing dengan melonjaknya pengeluaran bulanan. Kebetulan kami rajin menabung sehingga untuk membeli MPV itu masih terjangkaulah.

Ketiga, MPV adalah kendaraan paling pas dengan kontur jalan di tanah air yang cenderung berbatu, tidak rata,berkelok-kelok, dan naik turun. Medan jalan yang beragam itu pasti jadi masalah bagi kendaraan jenis sedan yang secara body lebih rendah dari mobil berjenis MPV. Bahkan saat air banjir menggenang di jalanan ibukota, mobil MPV tetap juara. Ia bisa menerobos jalanan berair tanpa khawatir mesin mobil bakal terendam.

Pemandangan Menarik dari Dalam Mobil (foto dokpri)
Pemandangan Menarik dari Dalam Mobil (foto dokpri)

Faktor keempat yang jadi alasan mengapa memilih MPV sebagai kendaraan keluarga adalah soal mesin. Meskipun tak paham-paham benar soal permesinan, indikator yang mudah bagi saya adalah dua aspek ini: mobil itu tidak menimbulkan masalah selama perjalanan dan tidak kerap minta masuk bengkel. Itu sudah cukup. Dan, selama kami melakukan perjalanan jauh, baik untuk mudik atau traveling ke berbagai kota, Alhamdulillah... mobil MPV kami aman-aman saja.

Kelima, hemat BBM. Sebenarnya,inilah alasan yang paling penting. Kami sudah melakukan survei singkat beragam merek dan jenis kendaraan sebelum menetapkan membeli si MPV ini. Konsumsi bahan bakar jadi perhatian utama kami, karena menyangkut perputaran uang dalam keluarga. Faktor konsumsi BBM yang irit jadi keharusan. Ini bukan basa-basi. Dengan MPV yang kami miliki sekarang,mobil ini sudah kami ajak berkeliling Pulau Jawa dengan konsumsi BBM yang lumayan hemat. Dengan MPV, membawa jalan-jalan sekeluarga jadi lebih hemat.

Itu mobil keluarga impian saya, apa mobil keluarga impianmu?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun