Apa lelucon April Mop paling gokil yang terjadi hari ini?
Tidak banyak yang saya pantau. Tapi ada satu yang sukses menipu pendengar radio dengan lelucon di awal April ini. Itu dilakukan dua stasiun radio FM terkenal di Jakarta, Jak FM dan Gen FM. Keduanya melakukan pertukaran penyiar secara radikal.
Gen FM yang lebih teen (remaja) menukar dua penyiar kondangnya, Kemal dan Tije untuk siaran di Jak FM yang dikonsep lebih dewasa pendengarnya. Sejak pagi Kemal-Tije membawakan acara Sarapan Seru yang biasa dibawakan Ronal-Tike. Begitu juga sebaliknya, Ronal-Tike membawakan program andalan yang biasa dibawakan Kemal-Tije di Gen FM.
Masing-masing pasangan penyiar mencoba blend dengan audiens yang relatif baru. Di awal mereka sempat kagok dengan segala hal baru, mulai dari sulit mengucapkan tagline, salah menyapa pendengar hingga salah mengucapkan segmen acara.
Secara keseluruhan tak ada yang menyangka kalau pertukaran penyiar yang mereka lakukan adalah bagian dari skenario besar April Mop. Namun sejak mengudara pukul 6 pagi, siaran ke-4 penyiar mulai menuai protes dari pendengar setianya. Ego para penyiar yang sudah punya karakter kuat itu rupanya tak bisa menutupi rencana “busuk” yang mereka tutupi.
Timeline di twitter milik keempat penyiar dan juga radio tempat mereka siaran dibanjiri protes pendengar. Meski dipaksakan, masing-masing pasangan tak bisa masuk ke karakter radio barunya. “Roh” mereka sudah terlanjur menyatu dengan program acara yang mereka asuh sebelumnya. Sulit bagi pendengar memisahkan karakter program yang cukup kuat itu dengan karakter penyiarnya.
Intinya, siaran bukan hanya melulu persoalan kesiapan dari penyiarnya belaka. Ada faktor lain yang lebih menentukan yakni kesesuaian karakter penyiar dengan karakter program serta audiens yang dituju. Ini jauh lebih penting. Dan ini tak bisa dibangun dalam sekejap. Butuh proses yang bisa menyebabkan masing-masing pihak cocok dan memiliki chemistry.
Sebenarnya kalau jeli pendengar tak perlu merasa tertipu dengan aksi April Mop kedua radio ini. Karena apa yang mereka sampaikan sebelumnya penuh hal mencurigakan. Kebetulan saya mendengarkan siaran terakhir keempat penyiar kamis pekan lalu. Hanya sehari menjelang long weekend keempat penyiar di dua radio terpisah ini mengumumkan pengunduran diri dari radio yang telah membesarkan namanya.
Banyak yang kecewa, banyak juga yang terbengong-bengong tak percaya. Kalau saya justru curiga dengan perpisahan yang tak biasa itu. Karena menurut saya tak ada sebab musabab yang harus membuat keempatnya mundur dari radio masing-masing. Secara popularitas, keempatnya punya tempat tersendiri di ruang dengar masyarakat. Program yang diasuhnya pun tergolong cukup terkenal. Kemal-Tije punya segmen acara salah sambung yang kerap mengerjai korbannya, sedangkan Ronal-Tike punya Tawco yang setali tiga uang.
Waktu itu keempatnya hanya mengatakan mereka tak lagi siaran di radio masing-masing dan pindah ke radio baru. Namun ada beberapa hal yang mencurigakan. Pertama, pengumuman mundur bareng dari dua radio satu grup itu tak lazim. Kedua, semua penyiar hanya mengatakan pindah radio tapi tak mau menyebutkan kemana pindahnya. Ketiga, untuk memperkuat ‘drama’ ini, pihak radio meminta penyiar lain bersikap seolah merasa kehilangan sosok-sosok penyiar yang mundur.
Dan semua skenario itu terbongkar atau tepatnya disudahi oleh para penyiar sekitar jam 9 pagi, dengan kembalinya mereka ke radio asal. Secara isu mereka lumayan sukses bikin penasaran pendengar dengan announcer exchange yang mereka lakukan.
Namun, April mop kali ini masih kalah seru dengan apa yang pernah terjadi di New Jersey, Amerika Serikat tahun 1938. Warga New Jersey dan New York sempat panik dengan kabar penyerangan makhluk angkasa luar (alien) yang disiarkan radio di New Jersey. Kepanikan itu memicu histeria massal, hingga menyebabkan warga di New York mengungsi secara mendadak.
Apa yang pernah terjadi di New York memang tak terjadi di Jakarta, karena skala dan eranya jauh berbeda. Pendengar radio saat ini mungkin tak lagi sebanyak jaman dulu. Penikmat radio di kota-kota besar makin menciut, pesaingnya pun makin banyak, mulai dari tv hingga internet. Buat mereka yang mobile seperti saya, mendengar radio hanya saya lakukan di saat berkendara. Selebihnya saya lebih senang mengakses youtube atau dengar lagu dari MP3. Bagaimana dengan anda?
@Syai_fuddin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H