Mohon tunggu...
Ahmad SyaifulAlim
Ahmad SyaifulAlim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UINKHAS Jember

Saya suka anime

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkembangan Ilmu Pengetahuan Yang Gemilang Di Masa Dinasti Abbasiyah

5 Juni 2023   10:41 Diperbarui: 5 Juni 2023   10:48 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dinasti Abbasiyah merupakan dinasti yang berkuasa setelah jatuhnya pemerintahan Dinasti Umayyah. Didirikan oleh khalifah Abdullah As-Saffah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Al-Abbas, atau lebih akrab dengan nama Abbul Abbas As -- Saffah. Dinasti Abbasiyah berkuasa selama 5 abad lamanya (750 1258 M).

Masa pemerintahan ini disebut sebagai "Golden Age" atau zaman keemasan Islam. Hal itu karena perkembangan ilmu pengetahuan mengalami kemajuan yang sangat pesat. Kebijakan-kebijakan dalam memajukan ilmu pengetahuan sangatlah baik dan pastinya sangat berguna bagi peradaban Islam. Berikut beberapa ilmu pengetahuan yang dikembangkan pada zaman Dinasti Abbasiyah :

1. Ilmu Kedokteran

Sebenarnya ilmu kedokteran sudah muncul dari zaman nabi. Tetapi ilmu kedokteran baru berkembang pada zaman dinasti Abbasiyah. Ilmu ini bisa berkembang karena adanya pengaruh dari Iskandariyah dan Judhisafur.

Judhisafur adalah perguruan Persia yang berdiri di bidang kedokteran. Di dalamnya terdapat dokter-dokter asing yang berasal dari India, Yunani, dan Persia. Di sisi lain, Iskandariyah merupakan pusat berkumpulnya para dokter Yunani. Berkembangnya ilmu kedokteran dimulai ketika khalifah Al Mansur meminta bantuan dari dokter-dokter tersebut. Faktor lain yang menyebabkan majunya ilmu kedokteran adalah adanya penerjemahan buku kedokteran berbahasa Persia, Yunani, dan India. Tokoh penerjemah handal yang menerjemahkan buku Persia ke dalam bahasa arab adalah Al-Muqaffa. Adapula tokoh penerjemah yang paling dikenal oleh masyarakat, beliau adalah Hunain bin Ishaq.

Hal itu juga membuat munculnya tokoh kedokteran Islam, contohnya seperti Ibnu Sina, Ar-Razi, dan Ali bin Rabba al-Thabari. Jasa mereka pun juga besar termasuk Ar-Razi yang berhasil menyembuhkan penyakit campak dan karya ilmiah kedokteran yang dibuat Ibnu Sina, yakni buku yang berjudul "Al-Qanun fi al-Thibbi".

2. Ilmu Matematika

Ilmu ini dikembangkan pada masa khalifah kedua, Al Mansur. Faktor yang membuat ilmu ini berkembang karena menyiapkan pembangunan kota Banghdad yang membutuhan perhitungan matematika. Salah satu warisan yang ditinggalkan dalam matematika adalah penggunaan angka 0 atau biasa disebut sifir.Pembangunan akan hancur dan tidak berjalan dengan lancar jika tidak didasari dengan matematika.

Tokoh matematikawan yang dikenali banyak masyarakat di zaman ini ialah Muhammad bin Musa al Khawarizmi. Beliau adalah ilmuwan yang menemukan hitungan aljabar secara sistematis serta angka-angka dalam perhitungan.

3. Ilmu Astronomi

Selain matematika dan kedokteran, ilmu astronomi juga ilmu yang berkembang bahkan sampai zaman sekarang. Ilmu astronomi dibutuhkan pada masa Abbasiyah untuk menentukan waktu shalat, waktu fajar, waktu duha, mencari arah kiblat, dan untuk melihat datangnya bulan di bulan Ramadhan.

Peran penerjemah juga ada di dalam ilmu astronomi, seperti yang terjadi pada masa khalifah Al-Mansur. Beliau memerintahkan Abu Yahya al Batriq untuk menerjemahkan buku yang berisi tentang ilmu astronomi. Buku tersebut berjudul " Quadripartitumnya Ptolemeus" ke dalam bahasa Arab. Buku tersebut menceritakan tentang masalah bintang-bintang, geometri dan fisika.

Terdapat beberapa tokoh astronomi Islam yg terkenal, diantaranya adalah :

a. Yahya bin Mansur

b. Tsabit bin Qurra

c. Al-Balhi

d. Hunain bin Ishaq

e. Al-Abbadi al Battani

f. Al-Buzjani al-Farghani

Diantara beberapa tokoh diatas, terdapat salah satu tokoh termahsyur yaitu Yahya bin Mansur. Beliau mengumpulkan tabel-tabel astronomi dan dibantu oleh Samad bin Ali.

Tidak hanya ilmuwan astronomi, tokoh fisikawan pun ikut andil dalam masalah ini, beliau adalah Ibnu Sina. Dia membuat buku yang berjudul "Al-Syifa" yang berisi tentang kecepatan suara dan cahaya. Menurutnya penglihatan itu mendahului pendengaran, karena melihat tidak membutuhkan waktu.

4. Ilmu Kimia

Umat Islam pada masa ini memberikan pengaruh dan kontribusi yang besar kepada seluruh dunia dalam ilmu kimia.

Tokoh ilmuwan yang terkenal hingga tersebar sampai seluruh dunia bernama Jabir bin Hayyan dan disebut sebagai Bapak Kimia Muslim. Beliau berhasil menemukan beberapa ilmu yang baru, yang belum pernah diteliti oleh ilmuwan lainnya. Jabir mengemukakan pendapatnya tentang beberapa perubahan dari logam menjadi emas murni. Jabir bin Hayyan menjelaskan, bahwa emas merupakan logam yang bisa menahan panas, dan jika terdapat kondisi sumbang dalam empat properti logam, itu memungkinkan untuk mengubahnya menjadi emas murni.

Selain Jabir bin Hayyan, Al-Majriti juga turut membantu dalam memajukan dan mengembangkan ilmu kimia. Bukunya yang berisikan tentang sejarah kimia masih diminati hingga sekarang.

5. Ilmu Farmasi

Ilmu farmasi dan ilmu kedokteran adalah dua ilmu yang saling berhubungan, mereka saling membutuhkan satu sama lain. Ditulis dalam buku Ibnu Sina yang berjudul Al-Qanun Fi al-Tibbi yang memuat materi ilmu kedokteran dan farmasi. Di dalamnya berisikan tentang tumbuhan, hewan, dan barang-barang tambang yang bisa dijadikan obat.

Terdapat juga ilmuwan lain seperti Al-Biruni dan Al-Haitsam. Al-Haitsam menulis buku dengan judul pengobatan, sedangkan Al-Biruni menulis buku yang berjudul farmasi.

6. Ilmu Sejarah

Di masa ini, pemerintah menurunkan kebijakan tentang penulisan perjalanan hidup Rasulullah saw.. Tokoh yang berperan penting dalam bidang ini adalah Muhammad bin Ishaq dan Ibnu Hisyam. Mereka menuliskan perjalanan Rasulullah saw dengan lengkap yang waktu itu juga didukung oleh Al Mansyur, khalifah kedua dinasti Abbasiyah.

Sampailah pada abad ke-9, dimana masa itu merupakan puncaknya penulisan sejarah dunia. Tokoh penulis yang berkontribusi pada masa itu ialah :

a. Al-Baladzuri, penulis buku Futuhul Buldan. Buku ini menuliskan sejarah tentang perjuangan umat muslim dalam membebaskan negeri-negeri.

b. At-Tabari, penulis buku sejarah Tarikh ar-Ruslu wa al-Mulu. Didalamnya menceritakan tentang kehidupan bangsa Persia, Arab, dan Roma sebelum datangnya Islam.

c. Al-Mas'udi, penulis buku Muruj az-Zahab wa Ma'adin al-Jawahir. Buku tersebut berisikan tentang perjalanan para nabi, Khulafaur Rasyidin, kajian tentang bumi, sejarah bangsa sebelum Islam serta tradisinya.

d. Ibnu Batuthah, penulis buku Nuzzar fi Ghara'ib al-Amshar wa Aja'ib al-Ashfar. Menceritakan tentang sejarah bangsa barat dan timur tengah, juga menjelaskan tentang keadaan Islam di setiap daerah yang dilewati.

7. Ilmu Filsafat

Ilmu filsafat juga merupakan ilmu yang dikembangkan dinasti Abbasiyah. Ilmu ini memuat kajian tentang ketuhanan, kemanusiaan, dan alam. Beberapa tokoh filsuf yang ditemui pada masa Abbasiyah adalah sebagai berikut.

a. Al-Kindi

Al Kindi merupakan filsuf Islam pertama. Beliau mengemukakan tentang hukum kausalitas yang berlandaskan pada filsafat aristoteles dan filsafat neoplatonisme. Al Kindi dikenal sebagai filsuf Arab. Selain bidang filsafat, Al Kindi juga mempunyai peranan penting dalam ilmu matematika, geografi, serta astronomi. Karya terbesar yang pernah dibuatnya adalah buku Fi al-Falsafa al-Ula. Buku tersebut dipandang sebagai filsafat pertama yang mengkaji tentang keberadaan Tuhan.

b. Al-Farabi

Al-Farabi adalah seorang filsuf yang berasal dari Kazakhstan. Beliau sering dipanggil sebagai Guru Kedua setelah Aristoteles. Karya-karya nya yang mengkaji tentang filsafat Islam telah dikenal oleh banyak orang. Salah satunya adalah buku Al Jam'u Bayna R'yay al-Ahakimayn ; Aflatoun wa Aristo. Beliau menggali pemikiran Aristoteles secara komprehensif di dalam buku tersebut.

c. Al-Ghazali

Al-Ghazali adalah seorang ilmuwan filsafat dan tasawuf ternama. Selain itu, beliau juga merupakan seorang ulama' yang gemar menulis tentang pemikirannya. Salah satu karya yang paling dikenal ialah Ihya Ulumuddin. Buku tersebut berisikan tentang penjelasan mengenai fikih, tasawuf, dan filsafat.5

8. Ilmu Geografi

Di masa awal berdirinya dinasti Abbasiyah sudah mulai muncul ilmuwan geografi Muslim, beliau bernama Ibnu Khardazabah. Ibnu Khardazabah menulis karyanya lewat buku yang berjudul al-Masalik wa al-Mamalik. Didalamya terdapat materi dan penjelasan mengenai geografi Islam.

Karya-karya geografi Islam yang dibuat pada masa itu memberikan pengaruh terhadap peradaban Islam. Karena karya tersebut bisa dijadikan dasar keilmuan bagi beberapa sekolah ataupun universitas Islam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun