antara seorang kepala sekolah dan guru mengenai penggunaan anggaran sekolah, seperti prioritas pembelian buku atau pembangunan fasilitas.
3. Konflik antara Individu dengan Kelompok
Jenis konflik ini terjadi ketika seorang individu tidak memenuhi ekspektasi kelompoknya. Contoh: Seorang guru yang sering absen dariÂ
rapat rutin sekolah mendapat teguran dari kelompok guru lain yang merasa ia tidak berkontribusi terhadap program bersama.Â
4. Konflik antar Kelompok dalam Organisasi yang Sama Konflik yang melibatkan dua atau lebih kelompok dalam satu organisasi akibat perbedaan kepentingan atau tujuan. MisalnyaÂ
Ketegangan antara tim pengajar dan staf administrasi tentang pengelolaan data siswa, di mana masing-masing merasa metodenyaÂ
lebih efektif.
5. Konflik antar Organisasi
Konflik ini terjadi antara dua atau lebih lembaga pendidikan akibat persaingan atau ketidaksepakatan. Misalnya ada Dua sekolahÂ
Islam di wilayah yang sama bersaing untuk mendapatkan siswa baru, sehingga terjadi saling klaim terkait kualitas dan keunggulan masing masing.
Teori konflik menyoroti dominasi, tekanan, dan kekuasaan dalam masyarakat, di mana perbedaan otoritas menciptakan hierarki antara kelompok yang berkuasa (superordinasi) dan yang dikuasai (subordinasi). Ketidakseimbangan ini sering memicu konflik akibat benturan kepentingan, baik dalam bentuk konflik kelas, etnis, gender, maupun ideologi. Konflik tidak selalu bersifat merusak, melainkan dapat mendorong inovasi, reformasi, atau perubahan sosial yang mendasar.