* berita sebagai rating
Penyebaran informasi media yang begitu cepat tanpa memverifikasi informasi terlebih dahulu membuat banyaknya berita hoax yang bermunculan. Media dengan cepat mencari informasi terkait kasus viral yang ada untuk menaikan rating untuk kepentingannya.
* mengemas berita secara berlebihan
Penggunaan tata bahasa pada berita yang berlebihan menciptakan perspektif negatif pada masyarakat. Strategi 'clickbait' yang sudah menjadi andalan untuk memasarkan artikel menciptakan ekspektasi berlebih ke masyarakat. Sehingga masyarakat kaget bahkan kehilangan empati saat mengetahui latar belakang korban serta penjelasan atau klarifikasi pelaku yang sebenarnya.
Jadi bagaimana pendapat kalian terkait kasus ini? Apa mungkin pelaku tidak bersalah walaupun mereka sudah melakukan pengakuan? Apakah mungkin benar pihak korban melebih lebihkan informasi yang ada? Apakah benar kasus ini hanya rekayasa? Apakah benar ada permainan antara pelaku dengan hukum sehingga membuat peralihan masalah?
Apakah benar ada permainan antara media dan pelaku sehingga menciptakan pro dan kontra terhadap masyarakat? Dan apa motivasi korban jika memang mereka merekayasa hal ini? Serta apa motivasi media dan netizen untuk menguak latar belakang korban ke khalayak luas? Apakah ada permainan dari pihak pelaku untuk mendapatkan empati agar mendapat keringanan hukum?
Sebagai pembelajaran bagi kita untuk menyaring informasi media terlebih dahulu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H