"Sebentar Jaka. Rekan ku masih berada di oasis dekat sini, ayo kita jemput dia dulu."
"Kamu punya rekan perjalanan juga. Lebih ramai lebih baik. Ayo jalan Ki Wiryo!" Jaka mengayunkan tali kemudi nya, membuat Ki Wiryo bergerak maju.
Singkat cerita Maheswara dan Jaka sampai di oasis tempat Dyah Asih tertidur. "Ish dia masih tertidur lelap. Hmm aku punya ide." Maheswara mendekati Jaka, membisikkan sesuatu yang membuat Jaka terkejut.
"Bukankah itu sedikit tidak sopan?" tanya Jaka.
"Sesekali memang harus seperti itu." jawab Maheswara.
Dyah Asih yang masih terlelap dalam mimpi nya perlahan mendapatkan kesadarannya kembali dikarenakan suara Maheswara yang terus-menerus memanggilnya. "Nyai.. Bangun.. Nyai..." perlahan Dyah Asih membuka mata nya. "Berisik sekali kau-- gyaaahh!!" alangkah terkejutnya Dyah Asih mendapati didepan matanya terdapat wajah seekor unta.
Melihat Dyah Asih yang terkejut membuat Maheswara tertawa terbahak-bahak sementara Jaka hanya bisa bersembunyi dibalik Maheswara. Hal yang terjadi selanjutnya tentu saja sudah dapat ditebak. Dyah Asih yang marah besar mendekati Maheswara dan memukul kepalanya sampai-sampai membuat tubuhnya masuk kedalam pasir.
"Manusia bodoh! Berani-beraninya kau! Grrr!" Dyah Asih masih marah sembari menginjak-injak Maheswara yang sudah tertanam di dalam pasir.
"Ampun Nyai..."
Bersambung...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H