"Malas." Balas Maheswara. Suara itu makin dekat, bersamaan dengan itu pasukan siluman mulai kelihatan bentuknya, "Majulah kalian para siluman!" Tantang Maheswara.Â
Pasukan siluman itu akhirnya sampai dan mengepung Maheswara dan Dyah Asih, tak ada celah untuk kabur lagi. Para siluman menyerang secara bersamaan namun itu bukanlah ancaman bagi seorang Maheswara. Setiap serangan dapat diatasinya dan langsung dibalas membuat satu persatu siluman terkapar. "Eits rasakan ini ugh!" Tangkis dan serang sembari melindungi Dyah Asih.Â
"Kuat juga kau manusia bodoh. Aku kira kau manusia bodoh yang hanya bisa lari. Jadilah bawahan ku." Rayu Dyah Asih.
"Maaf tapi sepertinya aku harus menolak itu, hyakh hmph, aku tidak terbiasa jadi bawahan siapapun." Tolak Maheswara.Â
"Sombong sekali kau manusia bodoh."Â
"Haha ya begitulah. Hiyaah!" Balas Maheswara sambil membalas serangan para siluman yang tak ada habisnya. "Hei kalau kau sudah pulih, bisa tolong bantu aku disini? Hyakh dasar! Siluman ini tidak ada habisnya." Tanya Maheswara.
"Sayang sekali tapi tangan ku terkilir karena terjatuh tadi." Tolak Dyah Asih.
"Yah.. maaf. Kalau begitu," Maheswara menguatkan kuda-kuda nya bersiap untuk mengeluarkan serangan mematikan yang akan menyelesaikan ini semua, "Ayo kita selesaikan semuanya sekarang juga! Jawab aku! Golok Naga!" Petir menyambar bersamaan dengan itu muncul Golok dengan ukiran berbentuk naga dari pegangan nya sampai ujung mata golok.Â
"Hanya dengan sekali ayunan seribu siluman melayang, rasakan ini hahaha!" Maheswara mengayunkan Golok Naga dengan sembrono menghasilkan angin kencang yang menghembuskan para siluman ke segala arah. "Huft akhirnya. Kembalilah Golok Naga." Pasukan Siluman langsung hilang sepanjang mata memandang.
"Hebat sekali, aku kagum pada mu. Bergembiralah dipuji oleh ku." Puji Dyah Asih sambil bertepuk tangan.Â
"Alah itu bukan apa apa." Balas Maheswara merendah.