“Huh? Siapa yang kau panggil Nya— Hei!” Belum selesai si wanita bicara, Maheswara sudah melompat melewati gerombolan siluman itu dan langsung lari dengan cepatnya. “Hei turunkan aku! Siapa kau berani-berani nya menyentuh ku! Kuperintahkan kau tuk berhenti!” Racau si wanita.
“Wesh bisa diam gak sih?” Maheswara mengencangkan pelukannya agar si wanita tidak lepas, “Mungkin jalan keluarnya ada di ujung lorong ini, kumohon Dewa sekali ini saja.” Sekuat tenaga dia berlari dari sekumpulan siluman yang jumlah nya lebih banyak dari sebelumnya. "Itu dia! Bersiaplah untuk jatuh! Waa!" Maheswara melompat keluar lewat sebuah lubang jendela dan dirinya terjun jatuh.
***
'gubrak gubrak whosh'
Maheswara menggunakan tubuhnya sebagai bantalan agar si wanita tidak kesakitan saat jatuh. "Huft huh akhirnya bisa bebas juga. Nyai gak apa apa?" Tanya Maheswara. Si wanita langsung bangun dan merapihkan rambutnya, "Bedebah! Beraninya kau menyentuh ku. Kau akan tau akibatnya. Keluarlah! Warugeni!" Si wanita itu nampak marah dan berusaha mengeluarkan sesuatu sambil menunjuk langit.
'krik krik krik krik'
"E... Nyai gak apa apa?" Tanya Maheswara sekali lagi memastikan.
"Kenapa?? Kenapa gak mau keluar?! Keluarlah Warugeni!" Teriak si wanita itu sekali lagi.
Maheswara yang masih terduduk kesakitan hanya bisa bingung, "Nyai gak kenapa napa kan? Dari tadi teriak Warugeni terus, haaah?! Jangan jangan!" Maheswara terkaget nampak dari wajahnya.
"Heh apa kamu baru menyadarinya? Aku adalah-" Si wanita itu berhenti berteriak dan mulai memperkenalkan dirinya namun belum selesai dia bicara.
"Raja siluman Suratreta!" Maheswara memotong perkataan si wanita sambil menunjuk si wanita.