Mohon tunggu...
Syahtila Rajabi
Syahtila Rajabi Mohon Tunggu... Lainnya - Manusia Biasa.

Tak Akan Ada Rasa Cukup Dalam Menulis. Terus Berusaha Membuat Tulisan Yang Bagus Dan Enak Dibaca.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Maheswara: Dendam Ratu Siluman (Chap 1)

7 November 2023   10:00 Diperbarui: 7 November 2023   10:48 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen Pribadi

Chapter 1: Siapa Sangka.

Di belantara hutan yang dalam dan gelap, nampak seorang pria dengan panah ditangannya sedang mengincar buruannya. Namanya Maheswara, dia tidak lain hanyalah seorang pria yang berusaha bertahan hidup. Cahaya matahari menusuk masuk melewati sela-sela ranting pohon, menyinari tubuhnya yang kekar. "Owh ayolah sudah berapa hari aku berjalan di hutan ini dan aku belum menemukan seseorang pun! Kenapa Dewa selalu menyiksa ku seperti ini?! Aku sudah muak makan dedaunan, ya walaupun daging kelinci semalam sungguh nikmat. Sampai kapan aku harus ada disini?! Padahal aku hanya sedang berjalan santai tapi aku malah berakhir disini hiks.." Keluh Maheswara sembari berjalan semakin dalam menuju hutan. 

Hutan Agrasura begitu luas, didalamnya hidup berbagai macam hewan buas yang berbahaya. Namun bukan hewan buas yang ditakuti oleh penduduk setempat, melainkan Kerajaan Siluman yang dikuasai oleh Raja Siluman Suratreta. Suratreta adalah Raja Siluman yang sudah hidup ratusan ribu tahun, kesaktiannya tiada tanding. Dia mampu memporak-porandakan satu negeri hanya dengan sekali tebasan pedang nya, Pedang Raja Siluman: Warugeni. Namun belakangan ini kehadirannya mulai menghilang, hal itu mengakibatkan para siluman jarang terlihat di dalam hutan. 

Hutan Agrasura, Sumber: Dokumen Pribadi
Hutan Agrasura, Sumber: Dokumen Pribadi

Tanpa Maheswara sadari, dia berjalan semakin dalam menuju pusat hutan, "Perbekalan sudah habis, air minum pun habis. Sekarang aku hanya akan berjalan sampai kakiku sudah tak kuat lagi. Siapapun tolong!!" Tak ada yang menyahut selain suara hewan buas yang siap memangsa. Maheswara memang selalu tertimpa nasib sial dan sebentar lagi akan tertimpa nasib sial lagi, "Tunggu, aku merasakan udara nya berubah. Jangan bilang." Ya, malangnya saat ini Maheswara sudah masuk tepat di Kerajaan Siluman Suratreta. Terlihat Maheswara mengumpat sembari menginjak-injak bumi, menghentak-hentakkan kaki nya.

'tsing sing klang klank' 

Terdengar suara pedang beradu, Maheswara segara menyadari nya, "Gawat, sepertinya ada perkelahian disuatu tempat. Aku harus lari." Segera Maheswara berlari untuk menghindari asal suara itu, namun yang dia tidak ketahui adalah dia berlari ke arah dimana suara itu berasal. "Tunggu sebentar, kenapa suaranya semakin terdengar jelas, terlebih lagi dimana aku sekarang?! Kenapa aku ada di tempat seperti istana ini?!" Ya, asal suaranya adalah tidak lain berasal dari dalam Istana Siluman Suratreta. 

Ketika Maheswara masih bingung dengan apa yang terjadi, tiba-tiba ada segerombolan siluman yang berlari ke arahnya, “Sial.” Umpatnya sambil berlari secepat mungkin. Maheswara berlari tanpa arah di dalam istana sambil diikuti segerombolan siluman yang mengejarnya. “Sebuah pintu?! Akhirnya bisa keluar.” Beruntung Maheswara menemukan sebuah pintu yang sayangnya itu bukan pintu keluar istana. 

“Bebas! Eh?” Sial baginya, ternyata yang ia masuki adalah ruang yang lebih banyak siluman dan dua orang yang sedang bertarung, “Seorang wanita? Apa yang dilakukannya di tempat seperti ini? Tenanglah aku akan menyelamatkan mu! Hyaa!” Maheswara segera melompat dan menyelamatkan si wanita yang sedang terpojok dikepung para siluman. 

“Hop, tenang saja Nyai aku akan menyelamatkan mu dari sini!” Ujar Maheswara sambil melingkarkan tangannya di pinggang wanita itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun