Mohon tunggu...
Syahtila Rajabi
Syahtila Rajabi Mohon Tunggu... Lainnya - Manusia Biasa.

Tak Akan Ada Rasa Cukup Dalam Menulis. Terus Berusaha Membuat Tulisan Yang Bagus Dan Enak Dibaca.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Pendekar Abadi Xiao Liao (Bagian 4)

24 Juli 2023   08:00 Diperbarui: 4 November 2023   22:29 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini, di malam yang gelap ini. Aku harus menghadapi masalah lagi, para penduduk kota dan Menghua menghilang. Dan kali ini, di hadapan ku ada seorang vampir. "Awas saja sampai kau membohongi ku. Akan ku buat kau tidak bisa makan." Ancaman ku membuatnya takut sehingga dia tak berani menoleh ke arah ku.

"Kita akan segera sampai Tuan. Tapi tolong ampunilah nyawaku Tuan. Aku masih ingin hidup." Mohon nya.

"Aku tidak bisa menjamin itu."

Setelah berjalan melewati beberapa rumah, sepertinya aku telah sampai di markas para vampir. Sebuah bangunan mirip istana, aku merasakan bau amis darah dari dalam bangunan itu. Dan juga hawa nya begitu dingin dan suram. "Baiklah Tuan saya akan pergi~ eh!" Aku menarik baju nya agar ia tidak kabur.

"Kau belum bisa pergi. Cepat masuk dan beritahu raja mu. Aku akan menghabisi nya dan pulang."

"Hiih baiklah." Dia akhirnya berjalan menuju pintu masuk. Terlihat dia berbincang dengan vampir lain. Setelah berbincang cukup lama dia akhirnya kembali, "Sudah Tuan sekarang kita boleh masuk." Aku pun segera memasuki bangunan itu.

Ketika memasuki bangunan, aku melihat lebih banyak vampir lagi, ini adalah rumah bagi para vampir. Mata ku menjelajahi seluruh sudut ruangan, barangkali Menghuo disembunyikan di salah satu ruangannya. Namun, ketika aku sedang mencari keberadaan Menghuo, ada keberadaan yang menggangu ku.

"Ada keperluan apa seorang manusia datang ke istanaku? Kau mau menyetorkan nyawa mu dengan datang kesini huh?" Ya, dia adalah Raja Vampir.

"Aku kesini hanya untuk mencari teman ku yang hilang. Apa kau yang mengambilnya?!"

"Aku? Heh, manusia memang tidak memiliki tata krama, kau baru saja masuk ke istana ku dan menuduh ku? Jangan bercanda! Hahaha!" Tawa nya diikuti vampir lain di ruangan.

"Tidak ada waktu untuk bercanda saat ini. Mood ku sedang tidak enak." Aku mengeluarkan pedang dari ikat pinggang ku, mencabut nya dari sarungnya.

"Huh? Kau mau apa dengan sebuah pedang-- huh?! Pedang itu?!"

"Kenapa kau terkejut? Sepertinya kau sudah mengetahui kekuatan pedang ini ya? Biar aku tunjukkan lagi padamu!" Aku mengeluarkan pedang yang sudah lama aku simpan.

"Tidak mungkin! Itu adalah pedang yang membunuh leluhurku dahulu! Itu adalah Pedang Dewa Matahari!"

"Oh jadi kau mengetahuinya. Sekarang lepaskan Menghuo atau kalian semua ku habisi disini!" Gertak ku.

"Menghuo? Siapa itu? Kalian ada yang mengenal nya?" Kenapa dia terlihat bingung dan bertanya pada bawahannya.

"Eh? Kau tidak tahu?" Kenapa aku jadi ikutan bingung.

"Persetan dengan Menghuo! Kau! Kau adalah orang yang membunuh leluhurku! Semuanya! Serang dia!!" Perintahnya membuat semua vampir menyerang ke arah ku.

Aku hanya bisa berharap pedang ini masih berfungsi. Para vampir menyerang secara bersamaan, walaupun hanya keroco tapi para vampir ini tetap memiliki kekuatan yang lebih dari manusia biasa. Satu persatu aku menebas para vampir keroco, efek Pedang Dewa Matahari membuat mereka langsung berubah menjadi abu. Sejak awal fungsi pedang ini adalah untuk memburu para siluman.

Jumlah vampir keroco ini sangat banyak, sebisa mungkin aku menyimpan tenagaku untuk melawan raja nya. "Mati kau! Hyat terima ini! Langsung akan ku akhiri saja! Hyaah!" Aku mengumpulkan kekuatan dalam pedang nya sehingga aku bisa mengeluarkan serangan besar. Pada akhirnya serangan besar itu berhasil menghabisi vampir-vampir keroco yang ada.

"Baiklah sekarang tinggal raja nya! Hmm? Kemana dia? Eugh!" Sial, dia menghilang dan menyerang ku dari atas.

"Manusia bodoh! Berani-beraninya kau! Kau sudah membunuh leluhurku dan sekarang kau masih berani datang kesini! Akan ku berikan siksaan yang tak akan kau lupakan!"

"Ya ya mari kita sudahi bincang-bincang nya dan segera bertarung!" Aku membentuk kuda-kuda bersiap untuk menyerangnya.

"Mati kau! Gaah!" Raja Vampir itu terbang dengan cepat ke arah ku. Aku berniat untuk menyerangnya ketika ia sudah dekat.

"Hmph!" Tebasan pertama berhasil mendarat tepat di tangannya.

"Cih ternyata kekuatan pedang itu memang tidak bisa diremehkan. Heh kalau begitu bagaima dengan ini!" Raja Vampir mengeluarkan pedang dari jubahnya. Pedang itu bersinar terang, sinarnya bagai rembulan malam ini.

"Apa itu Pedang Pembelah Bulan? Sudah lama aku tidak melihatnya." Tebakan ku sepertinya benar. Pedang Pembelah Bulan adalah pedang dibuat oleh orang yang sama dengan Pedang Dewa Matahari. Bisa dibilang pedang itu adalah pasangan Pedang Dewa Matahari.

"Hahaha benar sekali! Dengan ini kau akan habis! Raskan ini hyahh!!!" Raja Vampir kembali terbang dengan cepat ke arah ku.

"Heh menarik! Akan ku terima!" Aku membentuk kuda-kuda bersiap menerima serangannya.

'tsing tsing kring thang fyush'

Suara dua pedang saling beradu sangat nyaring terdengar di malam yang sepi. Raja Vampir menyerang dengan membabi buta, mengalirkan kekuatan penuh nya ke Pedang Pembelah Bulan, membuat pedang itu menjadi gelap. "Aku rasa pedang itu tidak menerima mu sebagai tuannya huh?"

"Diam! Aku sudah membunuh banyak orang sepertimu dengan pedang ini!" Pantas saja pedang itu menjadi berwarna gelap.

Pertarungan adu pedang masih terus berlanjut, namun akun tidak bisa berlama-lama disini, mengingat aku belum menemukan Menghuo sama sekali. "Hyahh!" Kali ini kedua pedang saling beradu, "Matilah kau manusia bodoh! Hahaha!" Raja Vampir mengerahkan seluruh kekuatannya, berusaha mendorong ku agar aku jatuh.

"Hmph mungkin kau tidak mengetahui ini. Tapi Pedang Dewa Matahari dan Pedang Pembelah Bulan adalah sebuah pasangan pedang!"

"Huh?! Lalu apa hubungannya?!"

"Dasar dungu! Itu artinya kedua pedang ini adalah kekasih!"

"Eh?" Reaksinya sangat mudah ditebak. "Jangan membuat ku marah dengan lelucon mu itu!!" Semakin kuat Raja Iblis mendorong ku.

"Hmph ini lah saatnya! Rasakan ini! Biarkan matahari menyinari mu!" Aku melepaskan kekuatan dari Pedang Dewa Matahari sehingga pedang itu bersinar begitu terang. Cahaya nya sampai membuat kota itu berubah menjadi pagi hari dan ayam jantan berkokok.

"Aaaaghhhh!! Sial! Sial!" Raja Vampir terbakar karena kekuatan dari Pedang Dewa Matahari.

"Selesai sudah hmph!" Dengan dua tebasan aku berhasil memotong kedua tangannya. Sehingga menjatuhkan Pedang Pembelah Bulan. "Aku akan mengambil pedang ini."

"Heh hehehaha bodoh! Kau seharusnya mengincar jantung ku! Sekarang sudah terlambat!" Raja Vampir yang belum sepenuhnya terkalahkan menyerap darah dari para vampir keroco, membuatnya kembali pulih dan bahkan semakin kuat.

"Hoo ternyata kau bisa seperti itu. Kau bahkan sudah melampaui kekuatan leluhur mu, kau hebat juga!" Ya setidaknya berikan dia pujian atas apa yang ia sudah dapatkan.

Raja Vampir yang sudah kembali pulih bertambah kuat, dia memiliki aliran kekuatan jauh lebih besar dari sebelumnya. Namun saat ini aku memiliki dua pedang yang bisa diandalkan di genggaman ku. Dengan ini, hasil dari pertarungannya sudah terlihat jelas. Aku akan mengakhiri ini sebelum matahari terbit.

"Bersiaplah untuk mati haah!" Kali ini dia tidak lagi terbang, tapi berpindah tempat dengan cepat. Kecepatannya seperti kedipan mata. "Aku tidak akan membiarkan mu mati dengan mudah. Aku akan menghisap darah mu sampai kering hahaha!" Tawa nya mengisi ruangan.

"Huh coba saja kalau kau bisa! Serang aku!" Aku langsung membentuk kuda-kuda untuk menahan serangannya sekaligus mengalirkan kekuatan ku kedalam Pedang Dewa Matahari. Karena sekuat apapun Raja Vampir ini, dia tidak akan bisa menahan panas nya matahari.

"Mati kau!! Hyahh!" Raja Vampir tiba-tiba muncul di hadapan ku dan langsung berusaha mencekik ku.

"Hmph! Satu tebasan cukup untuk mengakhiri ini semua! Hyah!" Dengan sekali tebasan, aku memotong tubuh nya menjadi dua. Potongan itu juga berhasil membagi jantung nya menjadi dua.

"Hugh aaahh panas!! Kau! Bagaimana mungkin?! Aagh!! Panas!" Raja Vampir berteriak kesakitan.

"Sekuat apapun musuhnya, jika ia adalah siluman atau vampir seperti mu. Ia akan tetap menjadi abu oleh pedang ini. Sekarang beritahu dimana Menghuo! Cepat!" Aku masih memiliki hal yang harus ku cari tahu.

"Aku tidak tahu! Aku tidak tahu siapa itu Menghuo! Aagh! Panas!" Apakah Raja Vampir ini berbohong, atau dia memang mengatakan yang sejujurnya.

"Baiklah kalau begitu. Selamat tinggal." Aku memasukkan kembali Pedang Dewa Matahari ke sarungnya, bersamaan dengan itu juga Raja Vampir hilang menjadi abu.

Aku keluar dari istana Raja Vampir, hangatnya cahaya matahari pagi menerangi ku. Dan pada akhirnya aku tidak menemukan Menghuo, aku dengan sedih kembali ke penginapan. Aku kira aku tidak akan terlibat masalah apa-apa lagi. Apakah Dewa memang mentakdirkan aku menderita seperti ini.

Aku sampai di depan pintu penginapan dan membuka nya.

"Ah itu dia!" Suara itu adalah suara nona penjaga penginapan.

"Huh?" Aku dengan bingung mengangkat kepala ku dan memperhatikan sekitar. Semua orang ada di penginapan. "Eh? Kalian? Tidak menghilang?" Mereka tidak menghilang,

"Menghuo kau? Eh?" Apa yang telah terjadi.

"Apa yang sebenarnya telah terjadi?!" Aku berteriak kebingungan.

Bersambung...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun