"Bersiaplah untuk mati haah!" Kali ini dia tidak lagi terbang, tapi berpindah tempat dengan cepat. Kecepatannya seperti kedipan mata. "Aku tidak akan membiarkan mu mati dengan mudah. Aku akan menghisap darah mu sampai kering hahaha!" Tawa nya mengisi ruangan.
"Huh coba saja kalau kau bisa! Serang aku!" Aku langsung membentuk kuda-kuda untuk menahan serangannya sekaligus mengalirkan kekuatan ku kedalam Pedang Dewa Matahari. Karena sekuat apapun Raja Vampir ini, dia tidak akan bisa menahan panas nya matahari.
"Mati kau!! Hyahh!" Raja Vampir tiba-tiba muncul di hadapan ku dan langsung berusaha mencekik ku.
"Hmph! Satu tebasan cukup untuk mengakhiri ini semua! Hyah!" Dengan sekali tebasan, aku memotong tubuh nya menjadi dua. Potongan itu juga berhasil membagi jantung nya menjadi dua.
"Hugh aaahh panas!! Kau! Bagaimana mungkin?! Aagh!! Panas!" Raja Vampir berteriak kesakitan.
"Sekuat apapun musuhnya, jika ia adalah siluman atau vampir seperti mu. Ia akan tetap menjadi abu oleh pedang ini. Sekarang beritahu dimana Menghuo! Cepat!" Aku masih memiliki hal yang harus ku cari tahu.
"Aku tidak tahu! Aku tidak tahu siapa itu Menghuo! Aagh! Panas!" Apakah Raja Vampir ini berbohong, atau dia memang mengatakan yang sejujurnya.
"Baiklah kalau begitu. Selamat tinggal." Aku memasukkan kembali Pedang Dewa Matahari ke sarungnya, bersamaan dengan itu juga Raja Vampir hilang menjadi abu.
Aku keluar dari istana Raja Vampir, hangatnya cahaya matahari pagi menerangi ku. Dan pada akhirnya aku tidak menemukan Menghuo, aku dengan sedih kembali ke penginapan. Aku kira aku tidak akan terlibat masalah apa-apa lagi. Apakah Dewa memang mentakdirkan aku menderita seperti ini.
Aku sampai di depan pintu penginapan dan membuka nya.
"Ah itu dia!" Suara itu adalah suara nona penjaga penginapan.