"Tidak ada waktu untuk bercanda saat ini. Mood ku sedang tidak enak." Aku mengeluarkan pedang dari ikat pinggang ku, mencabut nya dari sarungnya.
"Huh? Kau mau apa dengan sebuah pedang-- huh?! Pedang itu?!"
"Kenapa kau terkejut? Sepertinya kau sudah mengetahui kekuatan pedang ini ya? Biar aku tunjukkan lagi padamu!" Aku mengeluarkan pedang yang sudah lama aku simpan.
"Tidak mungkin! Itu adalah pedang yang membunuh leluhurku dahulu! Itu adalah Pedang Dewa Matahari!"
"Oh jadi kau mengetahuinya. Sekarang lepaskan Menghuo atau kalian semua ku habisi disini!" Gertak ku.
"Menghuo? Siapa itu? Kalian ada yang mengenal nya?" Kenapa dia terlihat bingung dan bertanya pada bawahannya.
"Eh? Kau tidak tahu?" Kenapa aku jadi ikutan bingung.
"Persetan dengan Menghuo! Kau! Kau adalah orang yang membunuh leluhurku! Semuanya! Serang dia!!" Perintahnya membuat semua vampir menyerang ke arah ku.
Aku hanya bisa berharap pedang ini masih berfungsi. Para vampir menyerang secara bersamaan, walaupun hanya keroco tapi para vampir ini tetap memiliki kekuatan yang lebih dari manusia biasa. Satu persatu aku menebas para vampir keroco, efek Pedang Dewa Matahari membuat mereka langsung berubah menjadi abu. Sejak awal fungsi pedang ini adalah untuk memburu para siluman.
Jumlah vampir keroco ini sangat banyak, sebisa mungkin aku menyimpan tenagaku untuk melawan raja nya. "Mati kau! Hyat terima ini! Langsung akan ku akhiri saja! Hyaah!" Aku mengumpulkan kekuatan dalam pedang nya sehingga aku bisa mengeluarkan serangan besar. Pada akhirnya serangan besar itu berhasil menghabisi vampir-vampir keroco yang ada.
"Baiklah sekarang tinggal raja nya! Hmm? Kemana dia? Eugh!" Sial, dia menghilang dan menyerang ku dari atas.