Mohon tunggu...
Syahtila Rajabi
Syahtila Rajabi Mohon Tunggu... Lainnya - Manusia Biasa.

Tak Akan Ada Rasa Cukup Dalam Menulis. Terus Berusaha Membuat Tulisan Yang Bagus Dan Enak Dibaca.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Pendekar Abadi Xiao Liao (Bagian 2)

22 Juli 2023   08:00 Diperbarui: 4 November 2023   22:29 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sementara Zhang Huang Jia terus melayangkan tinjunya, aku berusaha menahan kuda-kuda ku agar tak jatuh. Kuda-kuda adalah inti dari seni beladiri. "Kenapa kau tidak membalas?! Kalau begitu rasakan ini! Tinju Harimau Api!" Zhang Huang Jia mengeluarkan jurus pamungkas nya.

"Akhirnya." Satu detik saja sangat berarti di duel ini, telat satu detik saja aku akan mati karena tinju nya. Namun saat ini kemenangan sudah didepan mata, "Belaian Kasih Tangan Dewa." Aku menggunakan teknik ini di waktu yang tepat, menerima serangan dengan teknik ini lalu mengalihkan nya ke arah lain, memusatkan berat serangan lalu membuangnya, membuat musuh tertarik dan kehilangan keseimbangannya serta menghancurkan kuda-kuda nya.

"Apa?!" Zhang Huang Jia terkejut karena serangan pamungkas nya bisa dielak, "Tidak mungkin!" Dia sepertinya masih belum bisa menerimanya. "Akan ku akhiri ini Tuan! Bersiaplah!" Aku memusatkan kekuatan ku untuk mengeluarkan teknik andalan yang guru selalu ajarkan dengan cerewet, "Biarkan langit dan bumi bersatu, angin dan air membentuk satu, lalu.. lalu apalagi ya?" Sial bisa bisanya aku lupa mantra nya.

"Cih jangan senang dulu! Rasakan ini!!!"

Zhang Huang Jia masih memiliki tenaga untuk menyerang segera dengan cepat menerjang ke arah ku."Ah apalah itu! Pukulan Tombak Naga Langit!! Rasakan ini!!" Bisa dibilang ini adalah serangan pamungkas ku. Karena saat ini, hanya jurus ini yang aku ingat. Pukulan Tombak Naga Langit akan secara langsung menembus pertahanan musuh, sekeras apapun itu. Serangan ini akan selalu mengenai target dan meninggalkan akibat yang menyakitkan.

"Hyaaa rasakaaannn!!!!"

'Deg'

"Ugh..."

Zhang Huang Jia berhenti menyerang, jantung nya berhenti berdetak sementara. Zhang Huang Jia yang sudah tidak memiliki tenaga dan terkena Pukulan Tombak Naga Langit pun terjatuh ke tanah dan tak sadarkan diri. Aku segera memeriksa nya, "Kelihatan kekuatan Pukulan Tombak Naga Langit ku masih kurang kuat, pukulan itu hanya memberikan bekas di dada nya, jika guru yang menggunakannya mungkin pukulan itu akan menembus tubuh nya atau bahkan hanya menyisakan tulangnya saja. Meskipun begitu, maaf sudah merepotkan mu Tuan Zhang Huang Jia, saya pamit undur diri."

Setelah duel yang melelahkan, aku kembali melanjutkan perjalanan ku menuju kerajaan Qinzi, karena jika aku ingin melewati wilayah ini, aku harus keluar lewat gerbang belakang Kerajaan Qinzi. Sungguh merepotkan, setelah berjalan memutari medan perang ini aku masih harus berurusan dengan penjaga gerbang Kerajaan Qinzi.

(Baiklah kembali ke keadaan sekarang)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun