26/7/2007 18:00
Hari berjalan begitu cepat, fajar perlahan kembali dalam tidurnya. Di sebuah lapangan yang luas berdiri dua orang insan. Mereka berdua yang telah menjalani hidup penuh lika liku, menjalani hari yang melelahkan bersama belakangan ini. Hubungan yang baru terjalin memang sulit untuk dipercaya. Namun hubungan itu tak akan pernah bertahan lama.
"Tuan Soca, hari ini menyenangkan sekali ya." Ucap Grise sambil melompat senang. Soca hanya diam karena ia tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. "Tuan Soca, aku ingin sekali selalu bersama mu, entah mengapa aku merasa nyaman didekatmu walaupun awalnya aku merasa tertekan didekatmu, perlahan aku merasakannya. Dari awal kau memang seorang yang baik hati. Aku...menyadari itu.
"Tuan Soca aku harap---"
"Maaf Grise."
"Tuan Soca?"
"Maafkan aku untuk apa yang aku lakukan."
Soca mengeluarkan pistol dari kantung yang ada didalam jaketnya dan menodongkannya pada Grise. "Maafkan aku untuk apa yang akan aku lakukan. Tapi, kau tidak perlu memaksakan diri."
Air mata kembali menetes dari mata indah Grise, ia akhirnya tahu bahwa yang dibicarakan oleh Soca dan Arya itu adalah benar. Ia tidak seharusnya ada dan juga ia adalah sesuatu yang menyimpang yang harus dihilangkan.
"Tidak apa apa Tuan Soca. Aku tahu aku adalah sesuatu yang menyimpang. Aku...Aku memang seharusnya tidak ada sejak awal. Dan seharusnya Tuan membunuhku sejak pertama kali bertemu. Terima kasih telah memberikan kebahagiaan diakhir hidupku."
"Maaf."
Dalam hening dan hembusan angin yang mengiringi malam, Soca menarik pelatuk pistolnya untuk mengakhiri semua ini.