Mohon tunggu...
Syahtila Rajabi
Syahtila Rajabi Mohon Tunggu... Lainnya - Manusia Biasa.

Tak Akan Ada Rasa Cukup Dalam Menulis. Terus Berusaha Membuat Tulisan Yang Bagus Dan Enak Dibaca.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | SOCA: Masa Depan Anastasia (Part 3)

25 Juni 2020   19:05 Diperbarui: 25 Juni 2020   19:10 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dok pribadi

“Hah, aku rasa Keris ku saja cukup!”

“Dengar Soca, Hendrik bukanlah makhluk yang bisa kau tangani dengan Keris mu. Dia berbeda.”

“Sial. Lalu apa yang kau mau?” Tanyaku

“Apa kau masih belum mengerti juga? Tembaklah dia dengan pistol ini, ada 9 peluru dan aku rasa itu lebih dari cukup untuk membunuhnya.”

“Baiklah.” Kata ku sambil tersenyum.

Tiba tiba ponsel ku berdering, ada telepon masuk dari nomor tak dikenal. Aku segera mengangkatnya, “Aku sekarang berada di Rumah Sakit.” Suara yang tak asing. “Hei Hendrik awas saja kau sampai macam-macam! Aku akan—“

‘Tiit.’

“Sial dia mematikan teleponnya. Arya, kita harus ke rumah sakit!” Suruhku. Arya langsung menancapkan gas lebih dalam dan melaju cepat ke rumah sakit. “Ada apa sebenarnya di rumah sakit itu? Aku merasa rumah sakit itu seperti memiliki pengaruh dari semua hal yang terjadi.” Kata Arya sembari menyetir.

“Tadi aku sempat pergi kesana untuk mencari data gadis itu. Dan mengenai apa yang katakan itu, aku juga merasa aneh ketika masuk lagi kesana. Suasana yang berbeda dari kemarin malam.”

“Sebentar lagi kita akan sampai di rumah sakit itu. Soca, bersiaplah.” Kata Arya tanpa menoleh. Akhirnya kami pun sampai di depan rumah sakit. Aku lalu mengambil pistol itu dan memasukkannya di dalam jaket ku.

Aku melangkahkan kaki ku masuk ke dalam rumah sakit terbengkalai ini. Sekarang aku sedang berdiri di lobby rumah sakit, mata ku menjelajah setiap sudut ruangan. ‘Ddrrt…’ Ponselku kembali berdering. Dengan cepat aku mengambil ponselku dan terlihat ada panggilan masuk dengan nomor berbeda. Dengan segera aku jawab panggilan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun