Mohon tunggu...
Syahtila Rajabi
Syahtila Rajabi Mohon Tunggu... Lainnya - Manusia Biasa.

Tak Akan Ada Rasa Cukup Dalam Menulis. Terus Berusaha Membuat Tulisan Yang Bagus Dan Enak Dibaca.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | SOCA: Masa Depan Anastasia (Part 2)

23 Juni 2020   09:30 Diperbarui: 25 Juni 2020   18:01 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : dokumen pribadi

“Beristirahatlah, nanti malam kau akan ikut kami untuk melakukan penyelidikan. Aku harap kau tidak kurang tidur. Soal makanan, nanti aku sampaikan ke Arya. Selamat Beristirahat.” Kata ku sambil meninggalkan dirinya yang kebingungan.

“Aku harus menemui Arya, mungkin saat ini ia masih bermeditasi. Biarlah.” Gumamku.
Aku segera berjalan menuju ruang kerja Arya di bawah bangunan ini. Menuruni anak tangga bawah tanah dan berjalan menuju ruangan lembab dan gelap. Sebenarnya Aku sangat tidak suka tempat ini dan juga kenapa ia memilih tempat ini sebagai ruang kerjanya.

“Hei Arya! Apa kau sudah selesai bermeditasi? Ada hal penting yang harus aku sampaikan, cepatlah.” Teriak ku.

Arya hanya diam dan fokus dengan meditasinya, “Aku rasa ia sudah tenggelam terlalu dalam.” Pikir ku melihat tingkah Arya. Mataku mulai menjelajah, mencari kursi untuk duduk. Aku lalu menemukan sofa yang bagus dan langsung mendudukinya. Sofa yang sangat empuk, kenapa ia taruh ini disini?

Aku mulai memeriksa memo kecil yang kusimpan, mencoba menyambungkan semua hal yang terjadi dalam penyelidikan kali ini. Pertama adalah letak kamar nomor 147 dideretan ke 111, aku tak tahu apa yang dipikir sang arsitek ketika membangun rumah sakit itu. Lalu seorang gadis pemilik mata yang dapat melihat masa lalu, masa kini, dan masa depan. Aku rasa gadis itu adalah hal utama dan kunci dari penyelidikan kali ini. Setelah itu ada kemunculan Hendrik, ia tak akan muncul jika tak ada anomali yang terjadi. Apa sebenarnya yang telah menyimpang saat ini?

Dan satu lagi, sampai saat ini, Arya belum memberitahu ku tentang gadis itu. Siapa sebenarnya gadis itu? Dan juga, bagaimana ia bisa memiliki mata itu? Aku rasa aku harus mencari informasi lebih banyak tentang gadis itu. Mungkin aku harus mendatangi rumah sakit itu lagi untuk mendapatkan informasi mengenasi gadis ini.

24/7/2007 18:00
Lantai 1 Rumah Sakit Mitra Utama

“A…B…C…D…E…F…G, baiklah dimana data itu disimpan sekarang.” Saat ini aku sedang dirumah sakit untuk mencari data tentang gadis itu. Aku berpikir jika aku bisa mendapatkan data tentang gadis itu, pekerjaan ku akan lebih mudah dan tentu saja Arya bisa berhenti dari kegiatan meditasinya.

“Grise…Anastasia, ini dia,” Akhirnya aku menemukan map berisi datanya. “Jadi…dia masuk rumah sakit ini baru tahun lalu, tapi setahu ku rumah sakit ini sudah ditutup dari 10 tahun lalu. Apa yang sebenarnya terjadi disini? Lebih baik aku berikan map ini ke Arya.” Aku pun segera bergegas kembali ke took untuk memberi tahu Arya.

Aku rasa penyelidikan kali ini telah menemukan titik terangnya, walaupun banyak hal diluar pengetahuanku yang harus aku selidiki lebih lanjut lagi. Terutama, tentang rumah sakit ini yang cukup membingunganku. Grise Anastasia, seorang pemilik Mata Takdir. Akan ku buktikan padamu, Hendrik.

Bersambung…

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun