Ketika aku sampai di lobi, aku langsung keluar dari bangunan tua ini. Sebuah mobil sedan tua berwarna hitam terparkir di depan rumah sakit, nampak seorang laki laki berpakaian setelan hitam menungguku.
"Hei sudah selesai ternyata? Aku hampir saja melupakan mu hahaha."
"Berisik, cepat buka pintu mobilnya." Kataku kesal.
Aku pun menurunkan tubuh wanita ini dan memasukkannya kedalam mobil. "Aku mau dibawa kemana? Siapa kalian sebenarnya? Kenapa kalian membawa ku?" Mulut gadis ini tak bisa berhenti untuk melontarkan pertanyaan. "Hei Arya, tenangkanlah dia." Aku menyuruh Arya---Sebenarnya dia adalah bossku---untuk menenangkan gadis itu.
"Tuan putri tolong tenanglah, kami tak akan melukai mu.Aku akan membawa mu ketempat yang lebih aman. Jadi tenanglah." Seperti biasa Arya sangat pandai membujuk orang, dan itulah yang membuat ku kesal dengannya.
"Ketempat yang aman? Apa kau bercanda?!"
 Aku hanya diam karena aku sudah terlalu bosan. "Hei Arya, cepatlah jalankan mobilnya."
Arya hanya menghela nafas pelan dan langsung menyalakan mobil.
Malam itu adalah malam yang membosankan seperti hari hari yang sebelumnya, tak ada yang berbeda. Aku menatap keluar jendela mobil, memperhatikan sepinya malam dan gelapnya kota di malam hari. Keheningan ini membuatku sedikit mengantuk, mungkin aku bisa memejamkan mataku sebentar. Sebelum aku memejamkan mata, aku sempat memerhatikan gadis itu, tubuhnya yang mungil dibalut piyama putih dan balutan perban yang menutup matanya. Apa yang sebenarnya sudah terjadi?
'Ngiiit'
Arya yang menyebalkan tiba tiba memberhtikan mobilnya. "Oi Arya, apa apaan ini?!" Tanyaku kesal. "Soca, sepertinya ada yang menghalangi kita." Kata Arya sambil menggerakkan kepalanya kedepan.
Aku alihkan pandangan ku ke arah yang ditunjuk Arya. "Hmm...?" Aku mengangkat alis ku. Tepat di depan mobil. Disorot lampu mobil yang terang. Jelas sekali. Satu lagi orang yang menyebalkan. "Dia lagi, mau apa dia, sungguh merepotkan." Aku mendengus sebal.