Mohon tunggu...
syahrul marham
syahrul marham Mohon Tunggu... Guru - Belajar Sepanjang Hayat

Kuliah S1 di STAIN Kendari (2003), S2 di Universitas Negeri Jakarta (2007), saat ini menjadi Dosen di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Kendari

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Petaka Si Anak Buangan

15 Agustus 2020   12:11 Diperbarui: 15 Agustus 2020   13:22 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Sejarah sepakbola FC Barcelona dibangun di atas epic perjuangan bangsa Katalan atas penjajahan kerajaan Spanyol. Negeri Catalonia dihuni oleh bangsa pengembara, orang-orang bebas berpayung langit, tetapi sederhana. Invasi orang Spanyol telah merampas kebebasan mereka. Meski demikian, negeri para gipsi itu terus memelihara spirit kebebasan di sanubari mereka, salah satunya dengan melahirkan artefak dan simbol perlawanan dalam bentuk klub sepakbola, yaitu FC Barcelona. Tanggung jawab politik melalui medium olahraga diemban oleh klub ini, tidak hanya sepakbola tetapi berbagai cabang olahraga.

            Walaupun saat ini FC Barcelona tumbuh sebagai korporasi dengan kekayaan sangat besar, tetapi melalui La Masia, sebuah sekolah yang tidak hanya untuk sepakbola tetapi juga cabang olahraga lainnya, memelihara spirit dasar bangsa Katalan yang bebas, sederhana, terbuka, dan sarat seni. La Masia berkembang menjadi kawah candradimuka yang melahirkan pemain-pemain besar, yang tidak hanya menyumbang kebesaran tanah Katalan tetapi juga Spanyol secara keseluruhan.

            Atmosfer industri-bisnis sepakbola nampaknya turut menyeret FC Barcelona ke medan perjudian para kapitalis yang berorientasi kemenangan, kekayaan, dan kemasyhuran. Hukum pragmatisme berlaku "dipakai kalau menguntungkan, dibuang jika dianggap membawa kerugian". Ini sama sekali bertentangan dengan ide dasar ke-Barca-an, yang berarti pula bukan identitas bangsa Katalan. Krisis identitas ini mesti diakhiri dengan kembali ke tradisi otentik, berpedoman pada nilai-nilai luhur mereka, dan memberdayakan instrument internal yang telah tersedia, La Masia.

            Memaksimalkan potensi La Masia terbukti telah mengukir sukses untuk FC Barcelona dan timnas Spanyol. Kejayaan Spanyol di Eropa dan Dunia berjalan seiring dengan kejayaan pentolan La Masia, demikian pula sebaliknya. Memang ada rumus siklus sepakbola yang mesti dilewati oleh El-Barca bahwa "kemenangan itu dipergilirkan", justru harus menjadi lonceng peringatan untuk cepat bangkit.

VISCA BARCA VISCA ESPANA.

Syahrul Marham

Penikmat Sepakbola

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun