Mohon tunggu...
syahrul marham
syahrul marham Mohon Tunggu... Guru - Belajar Sepanjang Hayat

Kuliah S1 di STAIN Kendari (2003), S2 di Universitas Negeri Jakarta (2007), saat ini menjadi Dosen di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Kendari

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Memadu Agama dan Ilmu

6 Agustus 2020   18:37 Diperbarui: 6 Agustus 2020   18:31 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sinergi Ilmu dan Agama

Sejarah gelap abad pertengahan di Eropa tentang perang Ilmu dengan Agama tidak dapat dijadikan sebagai alasan untuk menggeneralisir bahwa semua agama memusuhi Ilmu (science)[4]. Islam misalnya, ajaran pertama yang diterima oleh Muhammad SAW adalah "membaca"[5] dengan segala dimensinya, maupun tingginya derajat orang-orang berilmu yang setara dengan orang-orang yang beriman. Maupun hadits Nabi SAW yang mewajibkan menuntut ilmu bagi setiap pemeluknya, dan walaupun kenegeri China.

Sejatinya, tidak perlu ada dikotomi antara ilmu dan agama. Karena agama sebenarnya mengandung isyarat-isyarat ilmiah. Agama memang mengajarkan tentang jalan lurus menuju kebenaran, tetapi manusia yang anugerahi potensi nalar, hati, dan nafsu diharuskan kritis melakukan verifikasi sehingga kebenaran yang diperoleh berbasis pada kesadaran kritis (baca: ilmiah).

Sebagai makhluk beragama, kita menyadari bahwa agama itu berasal dari Tuhan untuk mengatur perilaku manusia. Ilmu Pengetahuan pun demikian, merupakan hukum-hukum keteraturan Tuhan yang berlaku pada semesta yang secara evolusioner dipecahkan oleh manusia. Manusia membutuhkan agama sebagai landasan perilakunya (akhlaq) terhadap semesta, sekaligus membutuhkan ilmu (sains) yang membuatnya mampu memahami semesta sehingga dapat memperlakukannya dengan baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun