Hanya saja saya meminta salah seorang keluarga jauhnya untuk mengalokasikan uang tersebut sesuai dengan kebutuhan hidupnya. Orang yang saya tunjuk tersebut adalah seorang ibu rumah tangga bernama Siti Aisyah. Dari dialah Arbani biasanya mendapat pertolongan berupa bantuan uang untuk mengisi token listrik serta lauk untuk disandingkan dengan nasi.
Acara serah terima ini berlangsung di rumah Siti Aisyah dan disaksikan langsung oleh keluarga dekatnya yang juga sering memberi perhatian kepada Arbani. Mereka mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada Mbak Widi.
"Semoga, siapa pun kamu, di mana pun kamu tinggal, Tuhan memberkatimu, memberikanmu  kesehatan dan umur yang panjang, serta rezeki yang berlimpah. Peduli tanpa saling kenal adalah hal yang sulit. Ternyata dunia masih memiliki orang yang baik."
Begitulah kira-kira ucapan yang dihaturkan oleh Masnun (ibunda dari Siti Aisyah)-yang tentunya sudah saya terjemahkan dari bahasa daerah- setelah saya jelaskan bahwa orang yang memberi Arbani rezeki itu tinggal di Amerika.
Saya secara pribadi juga ingin mengatakan hal yang sama kepada Mbak Widi, yang dengan ketulusan hatinya telah berhasil menyentuh hati orang-orang melalui event menulisnya untuk memanusiakan manusia, serta memberikan saya kepercayaan untuk berbagi kebaikan melalui tulisan saya, yang seringnya hanya berakhir sebagai puisi picisan.
Kubisikan namamu di udara,
juga ungkapan terima kasih
dari orang-orang jauh
yang ingin mengenalmu,
bertemu denganmuSalam paling hangat
dari tanah paling hijau
di Indonesia
untukmu yang membuka mata
orang-orang
bahwa mereka tidak pernah
sendirian
Martapura, Kalimantan Selatan, Indonesia, 17 Februari 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H