Terhitung seminggu sejak hari pernikahan itu, aku masih enggan pulang ke rumah. Satu-satunya kekhawatiranku adalah anakku yang aku ragu apakah wanita itu benar-benar tulus merawatnya, atau entah ada tujuan lain di baik sikap polosnya.
Di tengah lamunanku, ponselku bergetar. Panggilan video dari ibu, beserta anakku yang nampak terbaring di tempat tidur. Terlihat juga wanita itu sedang memberinya makan.
"Anakmu demam. Cepat pulang. Dia merindukanmu.
Aku tertegun beberapa lama.
"Kau tidak merindukan anakmu?"
"Aku merindukannya..."
"Lalu kenapa?"
"Aku.."
"Kesalahan apa yang  dilakukan olehnya kepadamu sehingga kau begitu membenci dirinya?"
Aku melihat wanita bisu itu menoleh sesaat dan tersenyum sebelum ia memalingkan wajahnya kembali.
"Apa itu Jordan?"