Bagaimana? Terdengar seperti lebih menjanjikan ketimbang optimis dan banyak janji, bukan?
Tentu demikian, karena menjadi pesimis tidak memberikan harapan. Kalau pun gagal, saya tidak akan sakit. Orang lain juga tidak akan kecewa karena sejak awal saya sudah katakan pada mereka kalau saya barangkali lebih condong ke arah gagal, atau semacamnya.
Pada dasarnya saya hanya tidak suka terus kecewa karena saya berharap, atau karena saya terlalu optimis. Saya benci apabila harus hidup di antara rasa kecewa yang terjadi lebih sering lagi. Karena  hidup untuk kecewa, dijagal oleh perasaan bersalah, dan dipeluk kegagalan sudah terasa sangat lumrah serta membosankan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H