Lebih lanjut, saya juga tengah membayangkan bahwa saya mungkin bisa menjadi penulis pemula yang menerbitkan buku pertamanya, yang di dalam hatinya berkata tulisan ini tidak bagus. Harusnya saya tidak menulis buku ini. Pastilah buku ini tidak akan laku. Ada yang mau diberikan pun syukur. Apalagi ada yang sudi membeli.
Tapi seminggu kemudian saya ditelepon oleh penerbit yang mengatakan pada saya kalau buku saya sudah terjual sepuluh ribu eksemplar. Dan saya diberikan banyak bonus, dan mereka meminta saya untuk menulis tulisan semacam itu lagi. Tentu terdengar bagus sekali.Â
Bahwa saya tidak berharap, bahwa saya tidak terlalu ingin tapi saya diberi, tapi saya berhasil. Seolah-olah dengan pesimistis yang tinggi saya mendapat kado ulang tahun lebih awal, atau kejutan pesta yang besar. Rasa pesimis membuat keberhasilan saya terasa seperti  bonus tak berhingga, pikir saya lagi.
Dan bisakah kamu membayangkan kalau tiba-tiba saya mencalonkan diri menjadi presiden? Lalu saya hanya menawarkan banyak kegagalan kepada rakyat.Â
Ketika berdebat, saya akan lebih banyak diam dan bergumam. "Saya hanya orang bodoh," kata saya, "tidak jadi presiden pun saya tidak apa. Tapi kebetulan saya sedang ingin jadi presiden."
Kemudian sewaktu kampanye untuk menyuarakan visi dan misi, saya malah menyinggung beberapa kaum minoritas, atau visi saya tidak jelas, atau misi saya jelek karena ingin memakmurkan para koruptor dan membunuh sebagian besar usaha rakyat kecil di negeri ini.
Saya akan menghapus keberadaan warung kecil dan pedagang asongan, saya akan memasukkan banyak-banyak orang asing, kata saya. Selanjutnya, saya akan korupsi, menteri-menteri saya akan gemuk karena hanya akan meminum soda dan duduk, saya akan menaikan pajak, harga bahan bakar akan jadi tidak masuk akal dan tak lupa pula saya akan menculik orang yang menyebarkan kabar buruk tentang pemerintahan saya.Â
Mereka marah betul pada saya. Saya benar-benar terdengar seperti calon presiden yang ingin menghancurkan negaranya sendiri.
Namun bagaimana jika setelah pengumuman saya malah dinobatkan sebagai presiden terpilih?Â
Misalnya, karena mereka terlalu bencinya pada saya hingga membuat mereka semua marah dan mengutuk foto saya di bilik pemilihan. Mereka menusuk foto saya karena beranggapan akan membuat saya yang asli menjadi kesakitan.Â
Jadilah saya sebagai presiden baru, yang selama masa pemerintahannya negara ini maju karena tidak ada orang yang berharap lebih pada kemampuan saya, tidak ada orang yang beranggapan atau bercita-cita bahwa negara ini akan maju bersama saya.Â