Mohon tunggu...
Syahrul Chelsky
Syahrul Chelsky Mohon Tunggu... Lainnya - Roman Poetican

90's Sadthetic

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Event Cerita Mini] Kupu-kupu Peramal

6 Juli 2019   07:17 Diperbarui: 6 Juli 2019   17:41 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan betul saja, tiga hari setelahnya Bibi saya datang ke rumah Kakek untuk mengambil surat-surat tanah yang memang diberikan kepadanya. Sampai di sini saya sempat mengira kalau Kakek memiliki kemampuan untuk meramal.

Hari-hari lainnya, setelah melakukan kegiatan-kegiatan yang sama dengan Kakek, minum cokelat panas di teras dan menunggu kupu-kupu masuk adalah bagian kesukaan saya.

Ketika itu ada lagi satu kupu-kupu yang masuk ke rumah. Saya memandang Kakek, "Ada tamu?" tanya saya. Kakek menganguguk.

Sehari setelahnya dia benar lagi. Seorang dengan mobil, berjas putih dan membawa tas kecil datang. Dia berbicara berdua saja dengan Kakek. Saya baru tahu setelah remaja kalau orang itu rupanya dokter.

Sejak berjumpa orang itu Kakek tidak menyiram bunga beberapa hari. Tapi kembali lagi dia mengajak saya melakukan kegiatan-kegiatan itu setelahnya. Dan selesainya, kami kembali duduk minum cokelat panas di teras.

Saya kegirangan melihat seekor kupu-kupu masuk ke dalam rumah. "Ada tamu?" kata saya sambil memandangi Kakek. Dia mengangguk dan tersenyum ke arah saya.

Besoknya, benar saja rumah Kakek kedatangan banyak tamu. Mereka berbondong-bondong mendatangi Kakek setelah saya mengatakan pada tetangga sekitar bahwa Kakek tidak bangun dan belum membuatkan saya sarapan.

Ayah, Paman, dan Bibi juga datang. Mereka menangis, tapi tidak lama. Ayah bilang pada saya kalau Kakek sudah mati. Saya pun ikut menangis, tapi tidak lama juga.

Sejak saat itu saya baru sadar kalau Kakek bukan peramal. Tapi kupu-kupulah yang meramalkan untuk dia. Dan saya pikir kupu-kupu tidak selalu membawa kabar baik seperti yang dikatakannya kepada saya. Buktinya, hari itu orang-orang datang karena kematiannya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun