"Siapa yang kemalingan?" tanya Pak RW.
"Entah," jawab warga yang meronda sambil mengupil.
"Tadi katanya, dia melihat ada orang asing lari ke semak-semak, Pak. Sambil membawa Harga Diri," terang seorang warga.
"Lalu? Adakah dari kalian yang merasa kehilangan Harga Diri?"
"Tidak, Pak. Harga Diri kami sudah tiada sejak cukup lama," jawab beberapa warga yang ada di pos serentak.
"Kau," tunjuk Pak RW pada satu warga yang tidak memakai baju dan celana, "Harga Diri kamu masih ada?"
"Tidak ada, Pak."
"Siapa jualah kiranya yang malang betul nasibnya kehilangan Harga Diri di saat-saat begini," Pak RW bingung sambil menggaruk-garuk kepala. "Kasihan benar dia tidak bisa menjual Harga Diri dengan mahal pada Calon Pemimpin nanti."
Tak lama setelah itu Ibu RW datang, terbirit-birit dia lari menyusul suaminya ke pos ronda. "Bapak.. Bapak.. Bapak...," panggil dia.
"Iya, Bu. Ada apa?" tanya Pak RW pada istrinya yang mirip ikan buntal itu.
"Anu... Anu...," Istrinya ngos-ngosan.