"Di belakangmu."
Suara di balik telepon itu terdengar lebih halus ketimbang suara laki-laki kebanyakan.
Mirna menoleh, dan seseorang dengan tubuh ramping, berbalut kemeja merah kotak-kotak melepas helm yang dipakainya, rambutnya agak pendek dengan gaya terangkat, juga dengan sebuah tindik yang terletak di dagunya.
"Siapa, ya?" Tanya Mirna.
"Aku Martin. Martina Puteri Sonya." Jawabnya sembari mengulurkan tangan.
Dengan perasaan ragu serta tak percaya, Mirna menyambut tangan Martin, seorang perempuan yang nyaris menyerupai laki-laki. Mirna memandanginya, terheran-heran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H