"Aku tidak lihat."
"Kamu di mana?"
"Ini lagi di dekat tugu patung penyu."
"Aku ke sana."
Dia kembali menghela nafas.
"Tak apa. Tak apa. Tak apa." Yakinnya pada dirinya sendiri.
Sepuluh menit berlalu. Mirna masih mencari-cari sosok misterius yang belakangan menemaninya memecah kesunyian. Dia sedikit kehabisan kesabaran. Dia berdiri dan memutuskan untuk kembali mengirimkan sebuah pesan.
"Kakak di mana?"
Lima menit. Namun masih belum ada jawaban. Dia kembali terduduk anggun. Rambutnya lurus sedada, dengan frame kacamata berwarna merah muda seperti hati dan baju yang hari ini dikenakannya.
Teleponnya menerima sebuah panggilan masuk atas nama Martin. Dia bergegas mengangkatnya.
"Halo kak.."