"Mau ngapain lagi nih orang?"
Adnan memilih untuk tidak menjawab telepon tersebut. Ia memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas kecil yang dipakai. Kemudian Ia pun kembali meneruskan perjalanannya mencari tempat yang nyaman untuk menenangkan pikiran.
Sedari tadi ponsel Adnan terus menerus bergetar. Banyak pesan masuk dari Ibunya. Namun dari pesan tersebut tidak dibacanya.
Ada sebuh pesan baru dari Ibunya.
Adnan di mana kamu, nak? Ini sudah malam. Maafkan Ibu dan Ayah yang selalu bertengkar.
"Ciiihh!! jurus lama. Kali ini ga akan mempan. Aku udah capek dengan situasi yang begini" Adnan mengoceh sendiri dengan kesal.
"Mau sampai kapan sih mereka ribut mulu? mau sampai kapan keluarga ini ga akur?" Adnan mulai menitikkan air mata.
Ia menatap ponselnya dengan kesal. Tiba-tiba Adnan pun menangis. Perasaannya semakin tak karuan. Ia kembali melajukan sepeda motornya.
Setelah berputar lama mencari tempat. Akhirnya Adnan menemukan tempat yang cocok untuk menenangkan diri. Setelah memarkirkan sepeda motornya. Ia pun masuk ke dalam tempat tersebut dan mencari tempat duduk untuknya.
"Lumayan lah kalo di pojok begini ga terlalu rame" ujar Adnan sambil duduk di kursi taman.
"Haus juga ya muter-muter gitu doang".