Indonesia dengan 17000 pulau, luas hampir 2 juta kilometer persegi. Rasio kelistrikan sudah diatas 95%. Targetnya tahun ini 99,9%. Walaupun yang dimaksud rasio elektrifikasi hanyalah jumlah nyala lampu. HANYA LAMPU.
Bukan nonton tivi, bukan pakai mesin cuci.
Jadi selesai dong masalah listrik di Indonesia?
Tidak juga.
Kalau ada lampunya, bisa menyala, tapi sehari mati sehari nyala, mahal tagihannya, dan bikin rusak lingkungan karena pembangkit listriknya, berarti masalah masih di depan mata.
Listrik yang HANDAL, MURAH dan RAMAH LINGKUNGAN adalah mimpi selanjutnya. Kondisi yang dihadapi saat ini, listrik bisa murah tapi rusak lingkungannya gara-gara batubara. Listrik bisa ramah lingkungan tapi mahal biayanya. Listrik bisa handal tapi babak belur PLN nya karena mati-matian efisiensi.
Contoh Tenaga Panas Bumi. Yang agak ramah lingkungan. Biaya investasinya 5 juta dolar per MW. Bandingkan dengan Pembangkit batubara, yang hanya 3 juta dolar per MW.
Kalau biaya ramah lingkungan ini dibebankan pada pelanggan listrik, dompet kita yang teriak. Tagihan listrik tentu melonjak.
Kalau dibebankan pada PLN, maka perusahaan listrik ini akan sibuk efisiensi, yang pada akhirnya, kehandalan layanan listrik bisa saja jadi korbannya.
***
Solusi masalah kelistrikan kita hanya bisa dituntaskan dengan kolaborasi dan partisipasi. PLN tak bisa sendirian. 70 juta pelanggan itu angka yang besar. Di 2027 ditargetkan mencapai 90 juta. Pun tak ada sebuah solusi sakti yang akan menuntaskan masalah kelistrikan kita. Berbagai terobosan perlu segera dilakukan. Sekarang. Dari hulu sampai hilir sistem kelistrikan negara kita. Nilai utama bangsa kita, Gotong Royong, perlu digemakan demi dunia kelistrikan yang lebih baik di masa depan. Optimalisasi teknologi macam AI dan Big Data, pengembangan energi primer ramah lingkungan, panel surya komunal hingga kendaraan listrik.
Cukup sudah berdebat Jokowi atau Prabowo nya. Atau siapa menterinya. Tak bisa hanya menaruh harap pada pemerintah. Gerakan masyarakat jauh lebih kuat. Lebih impactful.
Karena itu, mari berpartisipasi, sebelum terlambat, entah saat bumi kita makin sakit. Atau tak lama lagi mulai terjadi krisis listrik.