Mohon tunggu...
Rohmat Syahru Romadlon
Rohmat Syahru Romadlon Mohon Tunggu... Teknisi - Blogger, Traveler, Farmer

Saya lima tahun tinggal di Mesir dan Sudan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Total Lockdown di Khartoum Sudan Selama 3 Minggu Mulai 18 April 2020

20 April 2020   19:23 Diperbarui: 20 April 2020   19:33 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pedagang teh dan kopi di pinggir jalan di Kota Khartoum, Sudan. Sumber gambar: Pixabay.com

Dalam konferensi pers pada hari Senin, 12 April 2020, Komite Tinggi untuk Kesehatan Darurat (the High Committee for Health Emergencies) di Khartoum, Sudan mengumumkan lockdown total selama 3 minggu di Khartoum. Keputusan ini diambil setelah melihat berkembangnya virus Corona di Khartoum, Sudan.

Otoritas Kota Khartoum, Sudan memberlakukan status lockdown selama tiga (3) minggu mulai hari Sabtu, 18 April 2020. Pengecualian diberikan kepada pabrik yang memproduksi makanan, stasiun pengisian bahan bakar, kereta api lori, dan toko yang menjual sayuran, daging, telur, roti, dan bahan pokok lainnya. Orang yang bekerja di sektor kesehatan, farmasi, kebersihan kota, pemadam kebakaran, dan perusahaan air dan listrik juga mendapatkan pengecualian. Diplomat yang bekerja harus mendapatkan ijin dari Kementrian Luar Negeri Sudan.

Jembatan Ditutup

Gubernur Khartoum juga mengumumkan untuk menutup jembatan yang menghubungkan tiga (3) kota utama di Greater Khartoum yaitu Khartoum, Bahri, dan Omdurman. Masyarakat hanya diperbolehkan untuk beraktifitas di lingkungan mereka sendiri dan tidak boleh menggunakan kendaraan untuk bepergian. Bagi masyarakat yang ingin membeli bahan pokok diperbolehkan keluar pada pukul 6.00 pagi hingga pukul 13.00.

Berita selengkapnya bisa dibaca pada tautan berikut Lockdown in Sudan Capital.

Di Sudan sendiri saat ini terdapat 92 kasus positif Corona dan dilaporkan 12 orang telah meninggal dunia. Laporan selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut ini. Sumber utamanya ada pada tautan ini.

tangkapan layar pribadi
tangkapan layar pribadi
Satu hari menjelang lockdown total, masyarakat banyak yang keluar rumah untuk membeli bahan bakar, membeli tabung gas untuk memasak, dan paling utama membeli bahan makanan pokok. Pada pukul 07.00 pagi, jalan raya sudah penuh dengan lalu lalang kendaraan bermotor. Angkutan umum penuh dengan penumpang. 

Saya sendiri saat ini masih berdiam di rumah. Istilah gaulnya adalah work from home. Untuk orang Sudan, mereka dapat pergi bekerja setelah mendapatkan exception letter dari perusahaan dengan stempel ijin dari pemerintah. Seperti yang sudah saya sebutkan di atas, pabrik makanan memang mendapatkan pengecualian untuk dapat beroperasi di masa pandemik ini.

arabitrend.com | Kota Khartoum dengan latar Sungai Nile dan Hotel Corintia
arabitrend.com | Kota Khartoum dengan latar Sungai Nile dan Hotel Corintia

Denda Bagi Yang Melanggar

Bagi yang melanggar aturan total lockdown ini, akan dikenai denda dan kurungan. Update yang saya dapatkan dari KBRI Khartoum adalah sebagai berikut:

  • Menolak pemeriksaan kesehatan : 10.000 SDG
  • Menolak isolasi : 20.000 SDG
  • Menolak untuk dikarantina : 5.000 SDG
  • Melanggar berbagai perintah medis : 10.000 SDG
  • Melanggar larangan keluar rumah : 5.000 SDG
  • Berkumpul dalam acara resepsi pernikahan : 5.000 SDG
  • Membuka tempat hiburan dan tempat nonton : 10.000 SDG
  • Mengadakan seminar, pesta, dan konferensi : 5.000 SDG
  • Tidak mematuhi layanan transaksi sesuai dengan petunjuk kesehatan : 5.000 SDG
  • Bepergian dengan menggunakan transportasi umum antar negara bagian : 5.000 SDG
  • Menambah jumlah penumpang dari jumlah normal : 5.000 SDG
  • Melanggar perintah atau imbauan dari Kementrian Agama : 5.000 SDG
  • Melanggar perintah atau imbauan dari Kementrian Tenaga Kerja : 5.000 SDG
  • Berkumpul di tempat syisya : 5.000 SDG
  • Berkumpul di tempat umum dan tempat olahraga : 5.000 SDG
  • Membuka fasilitas umum dan tempat olahraga : 10.000 SDG
  • Berkumpul di tempat penjual teh dan kopi : 5.000 SDG
  • Berkumpul di tepi Sungai Nil : 5.000 SDG
  • Berkumpul di depan rumah sakit : 5.000 SDG
  • Melanggar perintah dari otoritas tertentu : 5.000 SDG

Pedagang teh dan kopi di pinggir jalan di Kota Khartoum, Sudan. Sumber gambar: Pixabay.com
Pedagang teh dan kopi di pinggir jalan di Kota Khartoum, Sudan. Sumber gambar: Pixabay.com

Update:

Saya baru saja mendapatkan update dari rekan kerja saya bahwa untuk orang asing sudah bisa masuk kerja mulai tanggal 20 April ini. Setiap orang asing yang bekerja diberikan surat ijin yang bisa ditunjukan ketika ada pemeriksaan di jalanan. Jadi, kami tidak akan didenda atau ditangkap.

Kami sebisa mungkin keluar rumah ketika matahari masih bersinar. Yaitu berangkat pukul 08.00 pagi dan pulang sekitar jam 16.00 sore. Hal ini untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, baik ketika bekerja maupun ketika pergi/pulang menuju rumah kami.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun