Mohon tunggu...
Syahriza Arif Lubis
Syahriza Arif Lubis Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Sejarah

Hi, perkenalkan nama saya Syahriza Arif Lubis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jakarta Lahir dari Darah Para Syuhada

22 Juni 2021   08:17 Diperbarui: 22 Juni 2021   08:30 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengetahui bahwa Portugis akan segera mendirikan Benteng di Sunda Kelapa. Pasukan Fadhillah Khan segera mengepung Sunda Kelapa secara diam-diam, walaupun kerajaan Pajajaran bersekutu dengan Portugis, tetapi Fadhilah Khan tidak ingin Kesultanan Demak berperang malawan kerajaan Pajajaran, karena Raja Pajajaran masih ada hubungan persaudaraan dengan Sunan Gunung Jati. 

Pada malam hari, tanpa sepengetahuan Portugis, pasukan Kesultanan Demak yang melewati jalur darat, berangkat dari Kesultanan Demak menuju pelabuhan Sunda Kelapa melewati Cirebon, sedangkan Fadhillah Khan bersama laksamana Kim San melewati jalur laut ke Cirebon untuk menemui Sunan Gunung Jati, Fadhillah Khan meminta agar mengurangi pertumpahan darah dengan Kerajaan Pajajaran, sebab Raja Pajajaran masih ada hubungan darah dengan Sunan Gunung Jati, lalu Sunan Gunung Jati pun memerintahkan para Adipatinya untuk berjihad membantu Fadhillah Khan melawan Portugis

Fadhillah Khan bersama laksamana Kim San berangkat dari Cirebon menuju Banten untuk mengepung Portugis yang berada di Sunda Kelapa. Dan bertemu Maulana Hasanudin, sementara itu tentara Pajajaran sudah mengetahui persembunyian dan menyerang pasukan Fadhillah Khan yang berada dijalur darat, sehingga banyak yang terluka dan gugur akibat serangan dari kerajaan Pajajaran. 

Strategi perang Fadhillah Khan adalah mengepung Portugis melalui jalur darat, sedangkan laksamana yang mempimpin melalui jalur laut hanya untuk mengalihkan perhatian armada Portugis. Pada malam hari pasukan Fadhilah Khan meninggalkan Banten menuju Sunda Kelapa, sementara itu ratu wilayah Pajajaran yang menentang Raja Pajajaran satu-persatu dihancurkan oleh pasukan Pajajaran. 

Sementara itu Fadhillah Khan memberi motivasi kepada pasukannya agar tidak gentar saat melawan Portugis yang disenjatai dengan meriam. Sebelum kedatangan Portugis ke Sunda Kelapa, pasukan Fadhillah lebih dahulu sampai ke Sunda Kelapa. 

Kala itu Portugis memiliki persenjataan yang sangat canggih, yaitu meriam, sedangkan pasukan Fadhillah Khan (Fatahillah) hanya menggunakan pedang dan panah sebagai senjata, namun hal tersebut bukan menjadi halangan bagi pasukan Fadhillah Khan untuk mengusir Portugis yang ingin menguasai wilayah Sunda Kelapa. 

Dengan menyerukan kalimat "Allahu Akbar!" Fadhillah Khan memberi komando pasukannya untuk berjihad melawan Portugis, sementara laksamana yang memempin jalur laut menyerang Portugis dari belakang, sehingga saat itu Portugis terkepung oleh pasukan Fadhillah Khan, sehingga peperangan dimenangkan oleh pasukan Fadhillah Khan

Setelah pertempuran itu terjadi, pada tanggal 22 Juni 1527, Sunda Kelapa berhasil dibebaskan dari ancaman kekuasan Portugis. Saat itu Fadhillah Khan (Fatahillah) sangat bersyukur kepada Allah, saat bersyukur itulah mereka mengingat surah Al-Fath: 1 "Inn fatan laka fat-am mubn", "fat-am mubn" (Kemenangan yang nyata) yang berarti Jayakarta. Kemudian nama Sunda Kelapa diubah menjadi Jayakarta (Kemenangan yang nyata), namun saat masa penjajahan Belanda nama tersebut diubah menjadi Batavia, dan pada era kemerdekaan nama Batavia diubah menjadi Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun