''Aku mencintaimu!'', begitu Diorama berujar
Ia menulis lewat syair menyampaikan rasa rindunya
Nilam sudah berganti rupa, namun rima masih gagah menebas asa
''Aaku Diorama, dan aku mencintaimu!
Lantas aku harus bagaimana, Tuan?'' aku sesak menahan rasa
Apakah menjadi dewasa begitu rumit?
Kali ini saja kumohon jadilah lelaki bijaksana
Maukah kau tidak memantik gelora sumbu hati, wahai Tuan?
Aminkan itu semua jika engkau memang bersedia
Lalu bicaralah padaku, supaya aku bisa pergi
Hujan juga jatuh ke bawah tetapi rintiknya tersangkut di dahan pepohonan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!