Dan lagi-lagi kesempatan itu datang disaat yang tepat. Kartu mahasiswa kami disimpan pak satpam dan memberikan petunjuk jalan kalau ingin ke atas gedung bisa lewat lift atau tangga di sebelah kiri dari tempat kami berdiri. "Di atas juga lagi ada mahasiswa UPI tuh, temen kalian ya ?" kami kaget mendengar ucapan pak satpam di belakang kami bertanya seperti itu.Â
Kami mengiyakan saja pertanyaan dari pak satpam tersebut dan langsung bergegas masuk Gedung Sate. Anak tangga yang kami pilih untuk mencapai puncak gedung, entah alasannya apa saya lupa. Ternyata ada kelebihan keputusan kami menaiki anak tangga, yaitu bisa melihat-lihat ruangan gedung di setiap lantai.
Kami tidak langsung tergiur untuk langsung menuju puncak gedung. Sesekali kami mengambil foto dari berbagai sudut ruangan. Keberadaan kami di dalam tidak diberitahu sampai kapan harus keluar lagi, maka dari itu kami dengan santai menapaki setiap anak tangga. Hingga tiba lah kami di lantai teratas. Ternyata ada seperti museum mini yang menyimpan koleksi-koleksi kebudayaan, dan peninggalan sejarah perkembangan pembangunan Gedung Sate.
Ketika di atas gedung, sungguh pemandangan kota Bandung dapat dinikmati dari delapan penjuru arah mata angin. Terdapat kursi-kursi seperti kafe-kafe, sepertinya enak sekali kalau ditambah segelas kopi.
Itulah pemandangan dari atas, tujuan kami telah tercapai untuk mencapai puncak gedung, akhirnya kami menyudahi petualangan kami dan kembali mengambil kartu-kartu kami yang tertingal. Ya itulah kesempatan kami yang bisa mengunjungi Gedung Sate lewat kebetulan tanpa rencana sebelumnya. Bisa saja sebenarnya secara umum untuk mengunjunggi Gedung Sate, namun jika ingin mengikuti jejak kami boleh-boleh saja. Asalkan tidak menuntut kami dikemudian hari jika cara ini sudah tidak diberlakukan lagi. Pantang pisang berbuah dua kali, pantang kesempatan datang dua kali. Hehe ...