Mohon tunggu...
Syahrian
Syahrian Mohon Tunggu... Penulis - selenophile, aquarius, aktivis

Aku ingin seperti tikus, jadi peng-erat selamanya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Gerakan Uninstall Bukalapak, Siapa yang Dirugikan?

16 Februari 2019   07:17 Diperbarui: 16 Februari 2019   08:55 3342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Besar dana R&D Indonesia dan negara-negara lainnya tahun 2016 Foto: 2018 Global R&D Funding Forecast
Besar dana R&D Indonesia dan negara-negara lainnya tahun 2016 Foto: 2018 Global R&D Funding Forecast
                                                     

Laporan ini menyebutkan bahwa dana R&D Malaysia pada 2016 adalah 11,58 miliar dolar AS dan Singapura adalah 12,81 miliar dolar AS. Adapun dana R&D Jepang pada 2016 adalah sejumlah 185,95 miliar dolar AS dan China adalah sebesar 424,86 miliar dolar AS. Ya, dana R&D Jepang dan China adalah sekitar 18 dan 42 kali lebih besar daripada dana R&D Indonesia.

Perlu diketahui juga bahwa dari laporan tersebut, nilai GDP Jepang dan China pada 2016 adalah 5 dan 21 kali lebih besar dibanding GDP Indonesia. Ini menunjukkan bahwa kedua negara itu punya total dana APBN yang memang sangat besar sehingga bisa dipakai untuk berbagai keperluan, termasuk untuk R&D.

Namun yang patut menjadi pelajaran, dana R&D Jepang dan China bisa demikian besar juga karena masing-masing mereka rela mengucurkan dana sampai 3,55 persen dan 1,94 persen dari dana GDP mereka untuk keperluan R&D.

Berapa persentase dana R&D Indonesia? Pada kenyataannya persentasenya tidak sampai 1 persen dari GDP. Lalu? Bagaimana pendapat kalian jika bentuk kepedulian Zaky berujung pemboikotan pada Bukalapak?

Siapa yang sebenarnya dirugikan?

Selain paparan data di atas, suasana kebatinan kubu TKN Jokowi-Ma'ruf nampaknya diuji juga oleh akhir cuitan Zaky yang mengatakan "mudah-mudahan Presiden baru bisa naikin". Kata-kata itu yang secara mentah ditelan oleh para politisi di kubu TKN Jokowi-Ma'ruf, yang merasa tersinggung atas pernyataan Zaky sehingga muncul banyak kecaman dan intimidasi terhadap Zaky.

Contohnya, dikutip dari Tirto.Id, Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Arya Sinulingga, mengatakan bahwa  Zaky seperti "kacang lupa pada kulitnya". Arya mengatakan, selama ini Jokowi sudah begitu banyak membantu Bukalapak--korporasi yang dibuat pengusaha dalam negeri.

"Ini kan orang-orang yang tidak sadar diri. Orang-orang yang sangat menyedihkan," katanya.

Dalam kasus ini, intimidasi seperti itu sangatlah tidak pantas, tentunya sangat mencoreng prinsip demokrasi dan kebebasan berpendapat yang dilindungi dalam UUD 19945 pasal 28E ayat (3) UUD 1945 yang menyatakan,"Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat".

Terlepas dari simpang siurnya data yang disajikan oleh Achmad Zaky, kubu pemerintah seharusnya mampu menangkap kritik ini dengan cerdas, menampung harapan masyarakat yang menginginkan penguatan dan perhatian lebih terhadap riset dan pengembangan, sehingga masyarakat tidak hanya dibuai dengan jargon Revolusi 4.0 tanpa realisasi dan upaya nyata untuk menghadapi persaingan di masa yang akan datang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun