Derahap memandang keranjang itu, lalu menatap Seliha dengan penuh syukur. "Kita berhasil, Seliha," gumamnya. Â
Seliha tersenyum, matanya berbinar. "Bunga liar ini ternyata bisa tumbuh di taman istana, Tuan," bisiknya lembut. Dan mereka kembali bekerja, tangan mereka merangkai bunga, sementara hati mereka terus merangkai kebahagiaan. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!