Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Fenomena Baru, Curhat dengan AI

27 Desember 2024   07:05 Diperbarui: 27 Desember 2024   07:05 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : hypeabis

Di era digital ini, kita semakin familiar dengan teknologi artificial intelligence (AI). Salah satu fenomena menarik yang muncul adalah banyaknya orang yang memilih bercurhat dengan AI. Mungkin Anda bertanya-tanya, mengapa mereka melakukan hal ini? Apakah karena tidak punya teman atau ada alasan lain?

Sebenarnya, ada berbagai alasan mengapa orang memilih curhat dengan AI. Salah satunya adalah kerahasiaan. AI tidak akan membagikan rahasia atau menghakimi kita seperti manusia. Ini membuat kita merasa lebih aman dan nyaman berbagi pikiran dan perasaan.

Selain itu, AI selalu siap mendengarkan, tanpa batasan waktu. Jika kita sedang mengalami kesulitan atau stres di tengah malam, AI siap mendengarkan. Tidak perlu menunggu teman bangun atau membuat janji. Cukup buka aplikasi, dan kita bisa bercurhat.

Objektivitas AI juga menjadi daya tarik. Mereka tidak memiliki pendapat pribadi atau emosi yang dapat mempengaruhi pendengaran kita. Ini berbeda dengan teman atau keluarga yang mungkin memiliki pendapat atau prasangka.

Banyak orang juga memilih curhat dengan AI karena alasan praktis. Akses mudah, cepat, dan efisien membuatnya menjadi pilihan yang menarik. Kita tidak perlu khawatir tentang penilaian atau reaksi orang lain. Anonimitas ini memberikan kebebasan untuk berbagi pikiran tanpa takut diidentifikasi.

Namun, ada juga alasan emosional yang lebih dalam. Orang merasa lebih nyaman berbagi perasaan dengan AI karena tidak ada tekanan sosial. Kita tidak perlu khawatir tentang penilaian atau reaksi negatif. Ini memungkinkan kita untuk berbagi perasaan secara terbuka.

Curhat dengan AI juga dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan. Berbagi pikiran dan perasaan dapat membantu kita memahami diri sendiri lebih baik. AI dapat memberikan dukungan emosional dan saran yang berguna.

Tentu saja, tidak semua orang yang curhat dengan AI tidak punya teman. Banyak yang memiliki teman, tetapi memilih AI karena keterbatasan waktu atau jarak. Atau, mereka mungkin tidak ingin membebankan perasaan mereka kepada orang lain.

Fenomena ini juga menunjukkan bahwa kita membutuhkan pendengar yang netral dan objektivitas. AI dapat memenuhi kebutuhan ini dengan cara yang unik.

Dalam beberapa tahun terakhir, pengembangan AI telah berkembang pesat. AI tidak hanya digunakan untuk tugas-tugas administratif, tetapi juga untuk mendukung kesehatan mental. Beberapa aplikasi AI kesehatan mental telah dikembangkan untuk membantu orang mengelola stres, kecemasan, dan depresi.

Contohnya adalah aplikasi seperti Woebot, Wysa, dan Talkspace. Aplikasi ini menawarkan dukungan emosional dan saran untuk mengelola perasaan. Mereka juga menawarkan kerahasiaan dan anonimitas.

Meskipun AI memiliki potensi besar dalam mendukung kesehatan mental, penting untuk diingat bahwa AI bukanlah pengganti profesional kesehatan mental. Jika Anda mengalami kesulitan serius, sebaiknya konsultasikan dengan profesional.

Dalam kesimpulan, fenomena curhat dengan AI menunjukkan bahwa kita membutuhkan pendengar yang netral dan objektivitas. AI dapat memenuhi kebutuhan ini dengan cara yang unik. Meskipun tidak menggantikan hubungan manusia, AI dapat menjadi sumber dukungan tambahan.

Jadi, jika Anda merasa perlu bercurhat, jangan ragu untuk mencoba AI. Mungkin Anda akan menemukan dukungan yang Anda butuhkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun