Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Memori Manis di Perpustakaan Kecil

27 November 2024   11:40 Diperbarui: 27 November 2024   13:28 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sore itu, langit memuntahkan semburat jingga keemasan, mewarnai kaca-kaca jendela rumah sederhana di pinggiran kota. Ibu Sumiati mengelap keringat yang mengalir di keningnya sambil membereskan tumpukan buku-buku di rak kayu sederhana yang baru saja ia pasang di ruang tengah. 

Wanita berusia 45 tahun itu tersenyum puas melihat hasil karyanya - sebuah perpustakaan mini yang ia dirikan dengan penuh kasih untuk keempat putranya: Purwandi, Dedi, Darwin, dan si bungsu Mulyono.

Aroma pengharum ruangan beraroma lavender bercampur dengan bau kayu baru dan kertas-kertas buku menciptakan atmosfer yang menenangkan. Dari kejauhan terdengar suara adzan Ashar berkumandang, berpadu dengan deru kendaraan yang tak pernah absen di jalanan.

"Bu, ini buku-buku dari mana?" tanya Mulyono yang baru pulang sekolah, seragamnya masih rapi meski ada noda keringat di punggungnya. Matanya berbinar melihat deretan buku penuh warna di rak.

Ibu Sumiati mengelus rambut putra bungsunya yang masih duduk di kelas 3 SD itu. "Ini semua hadiah dari teman-teman ibu di arisan. Ibu cerita kalau ingin membuat pojok baca di rumah, eh ternyata mereka sangat mendukung. Ada yang menyumbang buku cerita lama anaknya, ada yang membelikan buku baru."

Tak lama kemudian, ketiga kakak Mulyono - Purwandi yang duduk di kelas 2 SMA, Dedi kelas 3 SMP, dan Darwin kelas 5 SD - ikut berkumpul di ruang tengah. Mereka tampak takjub dengan perubahan sudut ruangan yang biasanya kosong itu. Cahaya senja yang masuk melalui jendela menciptakan bayangan panjang dari rak buku ke lantai keramik yang sudah mulai kusam.

"Wah, ada buku sains!" seru Purwandi sambil mengambil sebuah buku tentang astronomi.

"Yang ini tentang dinosaurus!" Darwin ikut bersemangat.

"Bu, boleh pinjam yang ini?" Dedi menunjukkan sebuah novel petualangan.

Ibu Sumiati tersenyum lebar melihat antusiasme anak-anaknya. Namun di balik senyum itu, ada secercah kekhawatiran yang ia sembunyikan rapat-rapat. Sesuatu yang belum berani ia katakan kepada anak-anaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun