"Untuk wanita yang tak gentar oli dan grease
Yang melihat emas dalam kotornya tangan kami
Yang tidak menyerah walau kami bau bengkel
Yang mencintai kami seperti putra sendiri
Yang mengajarkan bahwa mekanik pun perlu merangkai kata
Terima kasih, Ibu guru kami."
Bu Hera tersenyum, membiarkan senja yang masuk lewat jendela bengkel membasuh wajahnya. Menjadi wali kelas XI TKR mungkin bukan tugas yang mudah, tapi justru dari sanalah ia menemukan makna terdalam dari profesinya sebagai guru. Karena mengajar tidak hanya tentang transfer ilmu, tapi juga tentang menyentuh hati dan mengubah hidup. Di kelas ini, di antara aroma oli dan dentang kunci pas, ia menemukan bahwa cinta seorang guru bisa menembus batas-batas jurusan dan mengubah bengkel menjadi ruang di mana impian bertumbuh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H