Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Komunitas Belajar di Sekolah Inklusi

4 Oktober 2024   22:14 Diperbarui: 5 Oktober 2024   05:14 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan yang mengambil dimensi baru telah menjadikan sekolah sebagai platform di mana siswa berkebutuhan khusus diintegrasikan dengan siswa yang berkembang normal. Meskipun ini merupakan langkah positif menuju pendidikan yang setara, hal ini menimbulkan tantangan bagi para pendidik. Solusi yang ampuh terletak pada pembentukan komunitas belajar guru di sekolah.

Kelompok kolaboratif pendidik semacam itu dapat sangat meningkatkan kualitas pendidikan inklusif itu sendiri, menghadirkan dukungan yang jauh lebih besar untuk kebutuhan siswa berkebutuhan khusus mereka.

Gambaran Umum: Tantangan Pendidikan Inklusif

Filosofi pendidikan inklusif terletak pada penyediaan kesempatan belajar yang setara bagi semua peserta didik terlepas dari berbagai kemampuan atau ketidakmampuan mereka. Namun, kebanyakan guru mengklaim bahwa mereka sekarang menjadi tidak siap untuk menghadapi berbagai kebutuhan di tingkat siswa. Ketika pelatihan khusus tidak memadai, kelangkaan sumber daya yang tepat ditambah dengan tekanan untuk mempertahankan standar kinerja akademik bagi setiap siswa sering menimbulkan frustrasi dan kelelahan dalam profesi.

MENGAJAR DALAM KEKUATAN KOMUNITAS BELAJAR GURU

Konsep komunitas belajar guru hanya berarti sekelompok guru yang bertemu secara teratur untuk bertukar pengetahuan, pengalaman, dan strategi. Untuk pendidikan inklusif, ini juga merupakan agen kuat yang dapat membawa perubahan atau peningkatan di sekolah. Berikut caranya:

1. Penggabungan Pengetahuan dan Keahlian: Ini akan memfasilitasi para guru yang berasal dari latar belakang dan pengalaman berbeda untuk mengkompilasi pemahaman mereka dalam komunitas belajar. Seorang guru pendidikan khusus mungkin ingin berbagi cara-cara tertentu dalam bekerja dengan siswa autis, seorang guru matematika mungkin berbagi adaptasi tertentu dalam kurikulum yang berkaitan dengan siswa dengan kesulitan belajar. Setiap kontribusi membuat pemahaman semua aspek menjadi lebih lengkap dalam praktik inklusif.

2. Pemecahan Masalah Kolaboratif: Sebuah komunitas belajar edukatif di mana para pendidik akan diberdayakan untuk memikirkan beberapa keadaan yang sangat rumit bersama-sama. Ini akan menyediakan lingkungan yang memungkinkan di mana para pendidik tidak terisolasi dalam situasi yang luar biasa tetapi dapat memanfaatkan pengalaman dan kebijaksanaan kolektif rekan-rekan mereka secara kreatif untuk mendukung para pembelajar ini.

Dokumen pribadi 
Dokumen pribadi 
3. Pengembangan Profesional Berkelanjutan: Komunitas belajar mendukung peningkatan berkelanjutan. Pertemuan rutin, diskusi, dan refleksi bersama oleh staf akan membantu mereka dalam pembelajaran berkelanjutan dari penelitian dan praktik terbaik tentang inklusi. Pembelajaran berkelanjutan membuat sekolah tetap terdepan dalam ide-ide terbaru tentang cara terbaik mempromosikan inklusi.

4. Dukungan Emosional dan Pengurangan Kelelahan: Mengajar siswa berkebutuhan khusus bisa menjadi pengalaman yang secara emosional luar biasa. Komunitas belajar menawarkan keuntungan menjadi tempat di mana frustrasi dan keberhasilan dapat dibagikan di antara rekan-rekan disertai dengan kata-kata dorongan. Dukungan emosional seperti itu sangat vital dalam mencegah kelelahan yang dapat menyebabkan berkembangnya sikap negatif terhadap pendidikan inklusif.

5. Kontinuitas Antar Kelas: Dengan bekerja sama secara erat, guru dapat membuat kesepakatan tentang cara-cara standar menangani anak-anak berkebutuhan khusus. Keseragaman seperti itu membantu siswa ketika mereka maju melalui kelas-kelas yang berbeda dan tingkatan yang lebih tinggi, sehingga memberikan pengalaman yang menyeluruh kepada anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun