"Pendidikan berkualitas bukan tentang seberapa canggih alatnya, melainkan seberapa efektif metodenya."
Dalam beberapa dekade terakhir, dunia pendidikan telah mengalami transformasi yang signifikan dengan masuknya teknologi ke dalam ruang kelas dan lingkungan pembelajaran.Â
Banyak pihak yang meyakini bahwa teknologi adalah jawaban utama untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Namun, pandangan ini perlu dikaji ulang secara kritis. Sebenarnya, fokus yang berlebihan pada teknologi dalam pelatihan dan pengembangan pendidikan justru dapat mengalihkan perhatian dari aspek yang lebih fundamental: metode pembelajaran itu sendiri.
Teknologi memang memiliki peran penting dalam modernisasi pendidikan. Ia membuka akses yang lebih luas terhadap informasi, memungkinkan pembelajaran jarak jauh, dan menyediakan alat-alat interaktif yang dapat meningkatkan keterlibatan siswa. Namun, kita perlu ingat bahwa teknologi hanyalah alat, bukan tujuan akhir dari pendidikan. Terlalu berfokus pada kebaruan teknologi dapat mengakibatkan kita mengabaikan esensi dari proses pembelajaran yang efektif.
Metode pembelajaran, di sisi lain, adalah inti dari proses pendidikan yang berkualitas. Metode ini mencakup cara guru menyampaikan materi, memotivasi siswa, mengelola kelas, dan mengevaluasi pemahaman.Â
Metode yang efektif dapat menciptakan lingkungan belajar yang inspiratif, mendorong pemikiran kritis, dan membantu siswa mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk masa depan mereka.
Salah satu risiko dari terlalu mengandalkan teknologi adalah terciptanya ilusi kemajuan. Sekolah atau lembaga pendidikan mungkin merasa telah memodernisasi sistem mereka hanya karena telah mengadopsi perangkat atau platform digital terbaru.Â
Namun, jika metode pengajaran yang mendasarinya tidak berubah atau tidak efektif, maka teknologi tersebut hanya akan menjadi lapisan kosmetik yang menutupi masalah yang lebih mendasar.