Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dari Miskonsepsi Menjadi Paham: Reorientasi Pembelajaran Terdiferensiasi

14 Juli 2024   00:01 Diperbarui: 14 Juli 2024   00:40 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen orami.co.id

Dalam dunia pendidikan, kita sering mendengar istilah "gaya belajar" yang digunakan untuk mengategorikan peserta didik berdasarkan cara mereka menyerap informasi. Konsep ini telah lama dianggap sebagai landasan penting dalam pembelajaran terdiferensiasi. Namun, seiring berkembangnya penelitian dan pemahaman kita tentang proses belajar, sudah saatnya kita meninjau ulang pendekatan ini dan mempertimbangkan alternatif yang lebih efektif.

Miskonsepsi yang Merugikan

Salah satu miskonsepsi utama dalam pembelajaran terdiferensiasi adalah kecenderungan untuk mengkategorikan peserta didik ke dalam gaya belajar yang spesifik. Pendidik sering memberi label seperti "pelajar auditori", "pelajar visual", atau "pelajar kinestetik" kepada siswa mereka. Meskipun niatnya baik, praktik ini sebenarnya dapat merugikan perkembangan peserta didik dalam jangka panjang.

Ketika kita memberi label gaya belajar kepada peserta didik, kita tanpa sadar membatasi potensi mereka. Peserta didik mungkin mulai percaya bahwa gaya belajar tersebut adalah bagian tak terpisahkan dari kepribadian mereka, sesuatu yang tidak bisa diubah. Akibatnya, mereka mungkin enggan atau bahkan menolak untuk mencoba metode belajar lain yang sebenarnya bisa sangat bermanfaat bagi mereka.

Realitanya, kemampuan belajar manusia jauh lebih kompleks dan dinamis. Setiap individu memiliki potensi untuk belajar melalui berbagai cara, tergantung pada konteks, materi, dan situasi. Dengan mengunci peserta didik dalam satu gaya belajar, kita justru menghambat fleksibilitas dan adaptabilitas mereka - keterampilan yang sangat penting di era yang terus berubah ini.

Pengelompokan yang Kontraproduktif

Miskonsepsi lain yang sering terjadi adalah kecenderungan untuk membagi kelas menjadi kelompok-kelompok berdasarkan gaya belajar. Pendidik mungkin berpikir bahwa dengan mengelompokkan peserta didik berdasarkan gaya belajar mereka dan menyajikan materi yang "cocok" dengan gaya tersebut, pembelajaran akan menjadi lebih efektif. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa pendekatan ini sebenarnya kontraproduktif.

"Pencocokan" gaya belajar dengan materi belajar terbukti bukan praktik yang efektif. Selain merepotkan pendidik yang harus menyiapkan berbagai versi materi untuk setiap kelompok, pendekatan ini juga bisa merugikan peserta didik. Mereka mungkin kehilangan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan belajar yang lebih luas dan beragam.

Lebih jauh lagi, pengelompokan berdasarkan gaya belajar bisa menciptakan segregasi yang tidak perlu di dalam kelas. Ini dapat menghambat interaksi dan pertukaran ide antar peserta didik dengan preferensi belajar yang berbeda, padahal keragaman perspektif justru bisa memperkaya pengalaman belajar.

Pendekatan yang Lebih Efektif

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun