Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Aksi Nyata, Bukan Retorika: Membangun Karakter Pancasila dengan Keteladanan Karya

11 Juni 2024   14:31 Diperbarui: 11 Juni 2024   14:47 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Pak Rachmat Fuadi 

"Pendidikan karakter sejati terletak pada memberikan teladan, bukan sekedar mengajarkan teori."

Pendidikan karakter merupakan aspek penting dalam membentuk generasi muda yang berakhlak mulia dan mencintai nilai-nilai luhur bangsa. Namun, pendekatan yang selama ini diterapkan seringkali terjebak dalam formalitas semata, tanpa menyentuh esensi yang sebenarnya. Alih-alih mengajarkan kepada siswa untuk memamerkan kemewahan materi, seharusnya kita mengajak mereka untuk membangun karakter Pancasila melalui keteladanan karya nyata.

Pertama, kita harus mengajak siswa untuk lebih religius dalam mengamalkan ajaran agamanya. Nilai-nilai keberagamaan ini tidak cukup hanya diajarkan secara teoretis di kelas, tetapi harus ditampilkan dalam bentuk karya nyata. Misalnya, sekolah dapat mengadakan kegiatan sosial keagamaan seperti bakti sosial, mengunjungi panti asuhan, atau menyumbang korban bencana alam. 

Dalam kegiatan ini, siswa dapat terlibat langsung dalam kegiatan amal, seperti membagikan sembako, mengajar anak-anak di panti asuhan, atau membantu evakuasi dan pendistribusian bantuan bagi korban bencana. Melalui kegiatan ini, siswa akan lebih memahami makna kasih sayang, kepedulian, dan tolong-menolong sebagai wujud keimanan mereka.

Kedua, kita harus memanusiakan manusia dengan mengajarkan kepada siswa untuk menghargai harkat dan martabat setiap individu. Ini dapat dilakukan dengan mengikutsertakan mereka dalam kegiatan sosial seperti menanam mangrove, membersihkan lingkungan, atau membantu masyarakat yang terdampak bencana alam. 

Dalam kegiatan ini, siswa dapat berinteraksi langsung dengan masyarakat, merasakan penderitaan mereka, dan memberikan kontribusi nyata untuk meringankan beban mereka. Kegiatan ini akan menumbuhkan rasa empati, solidaritas sosial, dan kepedulian terhadap sesama dalam diri siswa.

Ketiga, kita harus mengajarkan persatuan dan kesatuan melalui kegiatan yang dapat mempersatukan siswa dari berbagai latar belakang. Salah satu cara yang efektif adalah dengan mengikuti kegiatan pramuka atau organisasi kepemudaan lainnya seperti Bahari, Dirgantara, dan Kalpataru. 

Dalam kegiatan ini, siswa akan belajar untuk bekerja sama dalam tim, menghargai perbedaan, dan menjunjung tinggi semangat persatuan. Mereka akan dihadapkan pada tantangan yang harus diselesaikan secara bersama-sama, sehingga akan terjalin ikatan persaudaraan dan rasa kekeluargaan yang kuat.

Dokumen Pak Rachmat Fuadi 
Dokumen Pak Rachmat Fuadi 

Keempat, kita harus mengutamakan budaya musyawarah dalam pengambilan keputusan. Ini dapat dilakukan dengan melibatkan siswa dalam proses pengambilan keputusan di sekolah, baik melalui organisasi siswa maupun dalam kegiatan belajar mengajar. 

Misalnya, dalam menentukan kegiatan ekstrakurikuler atau peraturan sekolah, pihak sekolah dapat melibatkan siswa untuk memberikan masukan dan pendapat. Dengan demikian, mereka akan terbiasa dengan proses musyawarah, menghargai pendapat orang lain, dan belajar untuk mencari solusi yang terbaik bagi semua pihak.

Kelima, kita harus menjaga keadilan sosial dengan sistematis berpikir Pancasila. Ini berarti bahwa dalam setiap keputusan yang diambil, kita harus memperhatikan urutan prioritas dalam mengingat, menimbang, dan memutuskan. Pertama, kita harus memastikan bahwa keputusan tersebut tidak bertentangan dengan nilai-nilai ketuhanan. Kedua, kita harus mempertimbangkan aspek kemanusiaan, apakah keputusan tersebut akan merugikan harkat dan martabat manusia. 

Ketiga, kita harus memastikan bahwa keputusan tersebut tidak merusak persatuan dan kesatuan bangsa. Keempat, kita harus melakukan musyawarah terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan. Dan kelima, keputusan yang diambil harus diarahkan untuk mencapai kesejahteraan bersama, bukan hanya untuk kepentingan segelintir orang.

Dokumen Pak Rachmat Fuadi 
Dokumen Pak Rachmat Fuadi 

Dengan mengedepankan keteladanan karya nyata, kita dapat memberikan contoh yang baik kepada siswa tentang bagaimana mewujudkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan karakter tidak hanya sekedar pengajaran teoretis, tetapi juga praktik yang dapat dilihat dan dirasakan oleh siswa. 

Melalui keterlibatan langsung dalam kegiatan sosial, siswa akan lebih memahami makna dan pentingnya nilai-nilai Pancasila, seperti religiusitas, kemanusiaan, persatuan, musyawarah, dan keadilan sosial. Dengan demikian, kita dapat membentuk generasi muda yang tidak hanya pandai secara intelektual, tetapi juga memiliki karakter yang kokoh, peduli terhadap sesama, dan mencintai nilai-nilai luhur bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun