Dari Anas bin Malik  beliau berkata, Aku telah mendengar Rasulullah bersabda, "Allah Tabaraka wa Ta'ala berfirman, 'Wahai anak Adam, Sungguh kamu selama berdoa kapadaku dan mengharapkan-Ku, niscaya Aku ampuni semua dosa yang ada padamu. Aku tidak peduli. Wahai Ibnu Adam seandainya dosa-dosamu sampai setinggi awan di langit kemudian kamu memohon ampunan kepada-Ku niscaya Aku ampuni dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam seandainya kamu menjumpai-Ku dengan membawa sepenuh bumi kesalahan kemudian menjumpai-Ku dalam keadaan tidak menyekutukan Aku sedikitpun tentulah Aku akan memberikan sepenuh bumi pengampunan."
Semua manusia pernah berbuat dosa, tak terkecuali. Namun, Alquran dan hadis Nabi Muhammad shallallahu'alaihi wasallam mengajarkan bahwa pintu taubat senantiasa terbuka selama kita masih bernafas. Salah satu hadis qudsi yang menyiratkan keluasan ampunan Allah adalah riwayat Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu di atas.Â
Dalam hadis ini, Allah Yang Maha Pengampun menyampaikan janji-Nya kepada seluruh umat manusia. Janji bahwa selama manusia berdoa dan mengharap ampunan-Nya, maka Allah akan mengampuni dosa-dosa mereka, tanpa peduli sebesar apa dosa itu. Ini merupakan kabar gembira sekaligus motivasi besar bagi setiap orang yang ingin kembali ke jalan yang lurus, sebagaimana firman Allah:
"Barangsiapa mengerjakan kejahatan atau menganiaya diri sendiri, kemudian memohon ampunan kepada Allah, niscaya ia akan mendapati Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. An-Nisaa' [4]: 110)
Betapa mulianya Allah yang tidak membatasi pengampunan-Nya. Dalam hadis tersebut, Allah membuat perumpamaan dosa manusia sebesar awan di langit atau sebanyak bumi ini. Meski demikian, Allah tetap berjanji akan mengampuni selama yang bersangkutan memohon ampun dan bertaubat dengan sungguh-sungguh. Syarat lainnya adalah tidak menyekutukan Allah dengan apapun, sesuai firman-Nya:
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik (mempersekutukan-Nya), tetapi Dia mengampuni dosa-dosa lain bagi siapa yang Dia kehendaki." (QS. An-Nisaa' [4]: 116)
Perumpamaan besarnya dosa seperti awan di langit atau sepenuh bumi ini menunjukkan ketidakbatasan ampunan Allah. Tak peduli seberapa banyak dosa yang dilakukan, rahmat Allah jauh lebih luas meliputinya selama kita bertaubat dengan tulus. Allah Maha Pengampun terhadap setiap hamba-Nya yang kembali kepada-Nya setelah terjerumus dalam kehinaan dosa, sebagaimana firman-Nya:
 Â
"Katakanlah, 'Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.'" (QS. Az-Zumar [39]: 53)