"Jika salah seorang di antara kalian berbuka, maka berbukalah dengan tamr (kurma kering). Jika tidak dapati kurma, maka berbukalah dengan air karena air itu mensucikan." (HR. Ibnu Majah, Abu Daud, An Nasai, Tirmidzi, dan Imam Ahmad)
Di bulan Ramadhan yang mulia, umat Muslim di seluruh penjuru dunia disibukkan dengan amalan-amalan ibadah, seperti puasa, salat tarawih, membaca Al-Qur'an, dan memperbanyak sedekah. Namun di tengah ritual-ritual suci itu, terdapat satu sunnah Rasulullah yang sering luput dari perhatian, yakni menyantap kurma saat berbuka puasa.Â
Kurma, buah yang begitu istimewa dan penuh berkah, memang memiliki kedudukan khusus dalam Islam. Selain menjadi salah satu komoditas perdagangan utama di masa Rasulullah, kurma juga kerap disebut dalam Al-Qur'an sebagai buah yang nikmat dan bermanfaat. Dalam QS Ar-Rahman ayat 68, Allah berfirman,Â
"Di dalam keduanya (surga) itu terdapat buah-buahan dan kurma dan delima." Â
Mengikuti sunnah Rasulullah dengan menyantap kurma saat berbuka tentunya memiliki banyak hikmah. Pertama, kurma kaya akan nutrisi seperti karbohidrat, serat, kalium, zat besi, dan antioksidan yang baik untuk tubuh setelah menjalani puasa seharian. Dengan kandungan gizi seimbang, kurma bisa menjadi sumber energi cepat untuk memulihkan tenaga setelah berpuasa. Berbeda dengan makanan berat yang justru bisa membuat perut terasa tidak nyaman setelah berpuasa.
Kedua, mengonsumsi kurma saat berbuka merupakan ajaran langsung dari Rasulullah. Sebagai umat yang taat, mengikuti sunnah beliau tentunya akan memberikan keberkahan dan keridhaan Allah. Meski terlihat sederhana, amalan ini menjadi salah satu bukti keimanan dan ketaatan kita kepada Rasulullah.
Ketiga, kurma memiliki rasa manis alami yang bisa menjadi pengganti gula saat berbuka. Hal ini penting karena menghindari konsumsi gula berlebihan saat berbuka bisa mencegah lonjakan kadar gula dalam darah yang tidak sehat. Dengan menyantap kurma, kita bisa menikmati rasa manis yang menyegarkan sekaligus menjaga kesehatan tubuh.
Keempat, tradisi menyantap kurma saat berbuka juga mengandung nilai-nilai sosial dan persaudaraan sesama Muslim. Saat berkumpul untuk berbuka bersama, kurma bisa menjadi hidangan pembuka yang meratakan selera dan menumbuhkan rasa kebersamaan. Siapapun bisa menikmati kurma, tanpa memandang status sosial atau ekonomi.
Kelima, menyantap kurma saat berbuka juga memiliki nilai historis dan kultural yang mengakar dalam budaya Arab dan Islam. Kurma telah menjadi makanan pokok masyarakat Arab sejak zaman pra-Islam, dan tradisi ini tetap dilestarikan hingga kini. Dengan menyantap kurma saat berbuka, kita turut menjaga warisan budaya Islam yang telah berlangsung berabad-abad lamanya.