Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Jurnalisme Warga: Harapan Baru bagi Pers Indonesia

10 Februari 2024   00:01 Diperbarui: 10 Februari 2024   00:07 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Edukasi Kompas 

"Kebebasan pers adalah hak asasi manusia yang paling penting setelah hak untuk hidup."

Tanggal 9 Februari diperingati sebagai Hari Pers Nasional. Hari ini menandai tonggak berdirinya Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) pada 1946 silam di Solo, Jawa Tengah. Sudah 77 tahun berlalu sejak PWI berdiri, yang menjadi cikal bakal perjuangan kemerdekaan pers di Indonesia.

Seiring dengan perkembangan teknologi digital, saat ini pers tidak lagi didominasi media konvensional cetak dan elektronik. Media sosial kini menjadi salah satu platform utama kebebasan berekspresi bagi masyarakat.

Salah satu media sosial yang banyak dimanfaatkan untuk kepentingan jurnalisme warga adalah blog Kompasiana. Sejak diluncurkan pada 2008, blog besutan Kompas Gramedia ini sukses menjadi wadah bagi siapa saja untuk menuangkan aspirasi melalui tulisan.

Hingga Februari 2024, Kompasiana telah memiliki lebih dari 4,7 juta blogger yang terdaftar dari berbagai kalangan profesi dan latar belakang. Kompasiana sendiri hadir sebagai perwujudan semangat kebebasan berekspresi di era reformasi. Melalui Kompasiana, siapa pun bisa menyalurkan suaranya tanpa harus memiliki modal besar untuk mendirikan media massa konvensional.

Cukup dengan gadget yang terhubung internet, seluruh lapisan masyarakat bisa menggunakan Kompasiana sebagai media menyampaikan gagasan, opinI, informasi, kritik, keluhan, dan harapan kepada khalayak luas.

Hadirnya Kompasiana membuka peluang bagi tumbuhnya citizen journalism atau jurnalisme warga. Warga negara yang peduli dapat berperan menjadi jurnalis dengan menulis dan membagikan informasi bermanfaat di Kompasiana.

Beragam liputan menarik banyak dihasilkan oleh para kontributor Kompasiana, mulai dari peristiwa aktual hingga gaya hidup. Ragam topik yang diangkat juga sangat beragam, dari hard news, soft news, opini, human interest, hingga liputan khas daerah. 

"Pers yang merdeka adalah ciri khas negara yang merdeka."

Beberapa kontributor Kompasiana bahkan mampu menghasilkan liputan mendalam yang menyamai karya jurnalis profesional. Hal ini menunjukkan potensi citizen journalism untuk memperkaya dan memperkuat jurnalisme di Indonesia.

Sayangnya, di balik kebebasan yang diberikan Kompasiana, masih banyak pula konten yang bermasalah. Seperti hoaks, ujaran kebencian, fitnah, plagiarisme, hingga pelanggaran etika dan Standar Perlindungan Anak.

Kondisi ini mengingatkan tantangan profesionalisme yang dihadapi insan pers di era digital. Kebebasan tanpa etika dan tanggung jawab dapat berpotensi mencederai demokrasi.

Oleh karena itu, revolusi media sosial harus diimbangi dengan peningkatan literasi digital masyarakat. Publik perlu dibekali kemampuan bersikap kritis terhadap informasi daring agar terhindar dari konten bohong dan menyesatkan.

Di sisi lain, platform media sosial seperti Kompasiana juga dituntut untuk terus menyempurnakan mekanisme moderasi konten. Kompasiana perlu memastikan blognya tidak dimanfaatkan untuk menyebarkan ujaran kebencian dan berita bohong yang merusak sendi-sendi kehidupan demokratis.

Dalam rangka Hari Pers Nasional ini, sudah saatnya insan pers merangkul komunitas jurnalisme warga, seperti para kontributor blog Kompasiana. Kolaborasi dapat dilakukan untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi, sehingga citizen journalism dapat memberi kontribusi positif bagi kemajuan pers di Indonesia. 

Dengan bersinergi, diharapkan pers konvensional dan jurnalisme warga dapat melengkapi satu sama lain. Pers profesional dapat berbagi pengalaman dan melatih keterampilan jurnalistik kepada jurnalisme warga. Sementara jurnalisme warga dapat membawa angin segar dengan membawa perspektif akar rumput ke meja redaksi.

Jika hal ini dapat terwujud, maka peran pers sebagai pilar demokrasi yang independen dan berkualitas akan semakin kokoh di tengah gempuran hoaks dan kepentingan sesaat. Kemerdekaan pers yang sesungguhnya akan tercapai jika seluruh elemen pers bersatu padu membangun ekosistem media yang sehat demi kemaslahatan bangsa dan negara.

"Suara rakyat adalah suara Tuhan, dan pers harus menjadi corong suara rakyat." 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun