Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pelatihan Paksa Lewat PMM: Obat atau Racun untuk Pendidikan?

23 Januari 2024   00:01 Diperbarui: 23 Januari 2024   00:08 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Pendidikan seharusnya memberdayakan, bukan membebani"

Platform Merdeka Mengajar (PMM) adalah sebuah program yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2020. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru melalui pelatihan daring yang disediakan oleh platform digital PMM. 

Setelah berjalan selama beberapa tahun, timbul pertanyaan mengenai sejauh mana efektivitas program PMM ini dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Memang, hingga saat ini belum ada penelitian independen yang membuktikan bahwa PMM secara signifikan meningkatkan kinerja guru dan hasil belajar siswa. Namun, ada beberapa catatan penting terkait implementasi PMM yang perlu diperhatikan.

Pertama, memaksa guru untuk aktif berlatih di PMM tanpa memperhatikan beban kerja mereka yang sudah sangat tinggi merupakan kebijakan yang kurang tepat. Guru saat ini sudah dibebani banyak administrasi dan pengelolaan kelas, sehingga menambah tagihan pelatihan daring tentu akan berdampak pada stress kerja. Pemerintah seharusnya mempertimbangkan beban kerja guru saat ini sebelum membuat kebijakan pelatihan daring yang bersifat memaksa. Guru perlu diberi kebebasan untuk menentukan kapan waktu yang tepat bagi mereka mengikuti pelatihan daring agar tidak membebani pekerjaan utama mereka.

Alih-alih memaksa guru untuk aktif di PMM, pemerintah seharusnya lebih bijak dengan memberikan insentif bagi mereka yang aktif mengikuti pelatihan secara sukarela. Misalnya, guru yang mengikuti pelatihan daring tertentu diberikan sertifikat yang bisa menambah poin karier. Atau, guru diberikan tunjangan kehadiran untuk setiap pelatihan daring yang diikuti. Dengan cara ini, guru akan termotivasi mengikuti pelatihan tanpa ada unsur paksaan. Pemerintah tetap perlu memastikan kualitas pelatihan daring agar benar-benar bermanfaat meningkatkan kompetensi guru.

Kedua, kualitas materi pelatihan di PMM perlu dievaluasi dan ditingkatkan agar benar-benar relevan dan bermanfaat bagi peningkatan kompetensi guru. Saat ini banyak keluhan dari guru bahwa materi pelatihan di PMM kurang sesuai dengan kebutuhan mereka dalam mengajar. Oleh karena itu, pemerintah perlu melibatkan pakar pendidikan, psikolog, dan praktisi lapangan dalam menyusun materi pelatihan agar sesuai dengan permasalahan yang dihadapi guru saat mengajar. Dengan materi yang relevan, pelatihan daring di PMM akan lebih bermanfaat untuk meningkatkan kompetensi guru.

Selain melibatkan pakar dan praktisi, penyempurnaan materi pelatihan di PMM juga memerlukan umpan balik dari guru pengguna. Guru yang sudah mengikuti pelatihan perlu dimintai masukan mengenai kekurangan materi pelatihan dan saran perbaikan. Umpan balik ini penting agar penyelenggara bisa terus memperbaiki dan menyempurnakan materi pelatihan daring di PMM agar lebih efektif dan sesuai kebutuhan guru. Dengan materi pelatihan daring berkualitas, diharapkan kompetensi guru Indonesia bisa meningkat. 

Ketiga, perlu dilakukan riset dan penelitian secara berkala untuk mengevaluasi efektivitas PMM dalam meningkatkan kinerja guru dan hasil belajar siswa. Saat ini belum banyak data dan bukti ilmiah yang menunjukkan apakah pelatihan daring di PMM benar-benar berdampak positif terhadap peningkatan kompetensi dan kinerja guru. Oleh karena itu, kementerian pendidikan harus rutin melakukan penelitian dengan metode ilmiah untuk mengukur efektivitas program ini. Data-data ini penting sebagai dasar pengambilan keputusan kebijakan PMM ke depannya.

Jika dari hasil riset dan penelitian menunjukkan bahwa PMM kurang efektif dalam meningkatkan kinerja guru dan hasil belajar siswa, maka pemerintah tentu perlu meninjau ulang kebijakan implementasi PMM agar lebih tepat sasaran. Misalnya dengan melakukan perbaikan terhadap materi pelatihan, cara penyampaian pelatihan, atau pun durasi pelatihan. Pemerintah juga bisa mempertimbangkan metode pelatihan lain yang lebih efektif selain daring. Dengan demikian, program pelatihan guru lewat PMM bisa memberikan manfaat nyata bagi peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun