Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Cermin Dunia di Tangan Siswa: Belajar Kimia untuk Bumi yang Lebih Baik

18 Januari 2024   04:08 Diperbarui: 18 Januari 2024   04:39 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pemanasan global. Sumber foto: Kompas.com

"Kita tidak mewarisi bumi dari nenek moyang, melainkan meminjamnya dari anak cucu."

Pemanasan global telah menjadi isu penting bagi keberlangsungan bumi ini. Suhu rata-rata global terus meningkat dari tahun ke tahun akibat peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer yang menjebak panas matahari. Salah satu mata pelajaran di SMA yang dapat membantu siswa memahami penyebab dan dampak pemanasan global adalah kimia. 

Di kelas kimia, siswa mempelajari berbagai unsur dan senyawa kimia yang menyusun atmosfer bumi. Mereka juga belajar tentang sifat-sifat unsur dan senyawa tersebut. Dengan pengetahuan ini, siswa dapat memahami bagaimana gas-gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan nitrous oksida (N2O) berkontribusi pada terjadinya pemanasan global. 

CO2 dihasilkan dari kegiatan manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil dan deforestasi. CH4 dilepaskan dari pertanian ternak, penguraian sampah, dan produksi minyak dan gas alam. N2O berasal dari penggunaan pupuk dan pembakaran bahan bakar fosil. Molekul gas-gas ini dapat menyerap dan memerangkap panas dari sinar matahari yang seharusnya dipantulkan kembali oleh bumi ke angkasa. Akibatnya, suhu bumi meningkat.

Selain mempelajari gas rumah kaca, siswa SMA juga mempelajari siklus karbon di alam. Karbon mengalami daur ulang alami antara biosfer, atmosfer, lautan, dan kerak bumi. Namun, kegiatan manusia telah mengganggu keseimbangan siklus karbon ini. 

Pembakaran bahan bakar fosil melepaskan karbon yang tersimpan jutaan tahun di kerak bumi kembali ke atmosfer dalam waktu singkat. Hutan yang berperan menyerap CO2 juga terus menerus ditebang. Akibatnya, konsentrasi CO2 di atmosfer meningkat pesat. Pemahaman mengenai siklus karbon penting agar siswa menyadari akar permasalahan pemanasan global.

Ilustrasi siswa belajar pemanasan global. Sumber foto: dokumen pribadi via Canva 
Ilustrasi siswa belajar pemanasan global. Sumber foto: dokumen pribadi via Canva 

Melalui kimia, siswa juga belajar tentang efek rumah kaca yang memungkinkan kehidupan di bumi. Efek ini menjaga suhu rata-rata bumi tetap hangat sekitar 15C. Namun, peningkatan gas rumah kaca yang tajam telah menguatkan efek rumah kaca dan mengganggu keseimbangan iklim dunia. 

Pembelajaran kimia juga membantu siswa memahami dampak yang ditimbulkan pemanasan global. Misalnya, peningkatan suhu bumi mencairkan es di kutub dan meningkatkan permukaan air laut. Hal ini dapat ditelaah dengan mempelajari perubahan wujud zat. 

Es mencair ketika menerima kalor dari lingkungan. Begitu pula dengan es di kutub dan gletser yang mencair karena suhu bumi makin panas. Air laut memuai ketika dipanaskan sesuai pembelajaran tentang pemuaian zat. Kenaikan permukaan air laut dapat menenggelamkan pulau-pulau kecil dan kota pesisir.

Pemanasan global juga berkaitan dengan materi asam-basa. Hujan asam terjadi ketika gas buang industri dan kendaraan bermotor bereaksi dengan uap air dan meningkatkan keasaman air hujan. Hujan asam dapat merusak hutan dan hasil pertanian. 

Dengan demikian, mata pelajaran kimia di SMA sangat penting untuk membantu siswa memahami berbagai fenomena alam dan dampak kegiatan manusia terhadap bumi terkait pemanasan global. Siswa diharapkan dapat lebih menghargai lingkungan dan berperan aktif mencegah pemanasan global melalui pemahaman ini. Ilmu kimia yang mereka pelajari bermanfaat bagi keberlanjutan planet bumi untuk generasi mendatang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun