Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

5 Tips Mengubah Nasihat Menjadi Motivasi

8 Januari 2024   00:01 Diperbarui: 8 Januari 2024   01:13 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mendengar nasihat. Sumber foto: eramuslim.com

"Nasihat ibarat lampu penerang, tunjukkan jalan keluar dari kegelapan menuju terang."

Nasihat dari orang yang tulus dan menyayangi kita adalah anugerah yang tak ternilai harganya. Ketika seseorang rela meluangkan waktu untuk memberi nasehat kepada kita secara pribadi, itu menunjukkan betapa ia sangat peduli dan menginginkan yang terbaik bagi kita. 

Sayangnya, terkadang kita cenderung menolak atau bahkan tersinggung menerima nasehat, terutama jika disampaikan dengan cara yang kurang bijak. Padahal, jika kita mau introspeksi diri, sebenarnya nasehat dari orang yang tulus itu adalah pemberian yang berharga dan layak kita terima dengan lapang dada. 

Mengapa demikian? Pertama, nasehat dari orang yang benar-benar menyayangi kita sangat bermanfaat bagi pertumbuhan diri kita. Tidak ada manusia yang sempurna, kita semua pasti memiliki kekurangan dan keterbatasan. 

Melalui nasehat dari orang lain, kita bisa menyadari sisi diri kita yang perlu diperbaiki dan menjadi pribadi yang lebih baik. Kedua, menerima nasehat dengan lapang dada menunjukkan kerendahan hati dan keterbukaan kita. Sebaliknya, penolakan terhadap nasehat malah mencerminkan kesombongan dan ketidakdewasaan. 

Bagaimana seharusnya sikap kita ketika menerima nasehat agar menjadi pilihan terbaik? 

Pertama, dengarkan dengan pikiran terbuka. Jangan buru-buru tersinggung atau merasa disalahkan. Cobalah memahami sudut pandang si penasihat dan maksud baik di balik nasehatnya. Ketika menerima nasihat dari orang lain, hal pertama yang perlu kita lakukan adalah mendengarkan dengan pikiran terbuka. 

Seringkali kita langsung merasa tersinggung atau disalahkan ketika mendapat nasihat, sehingga cenderung menutup diri dan menolak mentah-mentah apa yang disampaikan. Padahal, nasihat diberikan dengan maksud baik untuk membantu kita menjadi lebih baik. Cobalah memahami sudut pandang dan niat tulus si penasihat ketika memberi nasihat. 

Dengan mendengarkan dan berpikiran terbuka, kita bisa memetik hikmah dari nasihat tersebut. Jangan terburu-buru menilai nasihat itu salah atau keliru sebelum benar-benar memahami inti dan maknanya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun