Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Melacak Jejak Literasi Indonesia: Tantangan, Harta Budaya, dan Langkah Menuju Masa Depan Cerah

16 Desember 2023   00:01 Diperbarui: 16 Desember 2023   00:04 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melalui setiap bait puisi, setiap jalinan cerita, dan setiap ajaran yang terungkap, Serat Centhini tidak hanya menyajikan sekadar kata-kata, tetapi juga menawarkan jendela menuju dunia kaya nuansa budaya Indonesia. Kecantikan sastra, kearifan lokal, dan spiritualitas yang terangkum dalam karya ini menjadikannya tidak hanya sebuah kumpulan teks, tetapi suatu peninggalan berharga yang terus memperkaya dan memperdalam pemahaman akan kekayaan warisan budaya Nusantara.

Naskah-naskah keagamaan dari berbagai daerah, seperti Alquran, Alkitab, dan kitab-kitab suci agama Hindu dan Buddha.Teks tersebut membuka jendela luas terhadap warisan keagamaan yang kaya dari berbagai budaya. Di antara harta intelektual ini terdapat Alquran, Alkitab, dan kitab-kitab suci dari agama Hindu dan Buddha yang mengilhami dan membimbing jutaan orang di seluruh dunia. 

Dalam kedalaman teks-teks ini, terdapat ajaran moral, pandangan dunia, dan petunjuk spiritual yang menjadi pijakan bagi keyakinan dan kehidupan spiritual umat manusia, memperkaya pemahaman kita tentang keragaman dan kesamaan dalam upaya pencarian makna hidup. Setiap naskah menawarkan perspektif uniknya sendiri, memperkaya lanskap keagamaan global dan memperluas pemahaman tentang nilai-nilai kemanusiaan yang universal.

Naskah-naskah kuno tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Nusantara pada masa lalu memiliki minat yang besar terhadap literasi. Naskah-naskah tersebut juga menjadi bukti bahwa masyarakat Nusantara memiliki pengetahuan dan budaya yang tinggi.

Berikut adalah beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat literasi di Indonesia saat ini:

# Kurangnya akses terhadap bahan bacaan. 

Kurangnya akses terhadap bahan bacaan merupakan masalah yang melanda banyak komunitas di seluruh dunia. Dampaknya tak hanya membatasi kesempatan individu untuk memperluas pengetahuan, tetapi juga memengaruhi perkembangan kreativitas dan imajinasi. 

Tanpa akses yang memadai terhadap buku dan materi bacaan lainnya, generasi muda dan bahkan orang dewasa kehilangan peluang untuk belajar, meneroka dunia, serta mengembangkan wawasan mereka. Inisiatif untuk memperluas akses terhadap bahan bacaan menjadi suatu keharusan demi membangun masyarakat yang lebih terdidik, kreatif, dan berdaya saing.

# Pengaruh teknologi digital yang membuat masyarakat lebih suka membaca informasi secara online.

Teknologi digital telah memainkan peran besar dalam mengubah kebiasaan membaca masyarakat. Kemudahan akses informasi secara online telah menciptakan preferensi baru di antara banyak orang, yang lebih memilih membaca berita, artikel, dan konten lainnya melalui platform digital. 

Dengan hanya beberapa ketukan atau klik, informasi dapat diakses di ujung jari, memungkinkan kecepatan, kenyamanan, dan aksesibilitas yang belum pernah terjadi sebelumnya. Hal ini mengakibatkan pergeseran signifikan dari bacaan konvensional ke konten digital yang lebih dinamis, mengubah cara masyarakat memperoleh dan menyerap informasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun